blank
Dosen FTP USM, Dr Rohadi (kanan), menyampaikan paparannya dalam talkshow, yang digelar di Halaman Gelora USM, Rabu (16/10/2024). Foto: dok/usm

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Semarang (USM), Dr Ir Rohadi MP mengatakan, Food Waste sekarang ini sudah menjadi persoalan internasional. Kini, baik individu, keluarga, maupun lingkungan, harus bertekad semaksimal mungkin menekan hal itu.

”Inovasi harus terus dilakukan. Dan FTP USM telah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, salah satunya untuk melakukan inovasi,” kata dia, saat menjadi narasumber dalam rangkaian kegiatan Agrichfest (Agriculture Technology Festival) III.

Paparan Dr Rohadi itu disampaikannya dalam talkshow, yang digelar FTP USM, di Halaman Gelora USM, Rabu (16/10/2024). Hadir dalam kegiatan itu, Dekan FTP USM Prof Dr Ir Haslina MSi, Wakil Dekan FTP USM Ir Dewi Larasati MSi.

BACA JUGA: Haul Ke-52 K.H. Ahmad Fauzan dan Ajaran Menebar Manfaat

Ada pula Kajur sekaligus Kaprodi Teknologi Hasil Pertanian (THP) USM Ika Fitriana STP MSc, Sekjur sekaligus Sekretaris Prodi THP USM Erwin Nofiyanto SPd MSi, pengelola dan dosen FTP USM.

Kegiatan yang mengangkat tema ‘Pengelolaan Komoditas Lokal untuk Produk Pangan sebagai Penunjang Ketahanan Pangan Nasional’ itu, diselenggarakan oleh tiga organisasi mahasiswa, yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Dewan Mahasiswa (Dema) FTP USM.

”Inovasi itu harus dilakukan. Karena masyarakat terutama generasi muda, tidak akan mau olahan makanan yang itu-itu saja. Tapi harus diberikan inovasi, baik dari bentuk, tampilan, estetika, rasa, inovasi dari teknologi. Inovasi itu wajib, karena menyesuaikan perkembangan zaman dan selera konsumen,” kata Rohadi.

BACA JUGA: Ribuan Nelayan Kota Tegal Tolak Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur

Diungkapkan juga, bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia, kegiatan itu menjadi pengingat, bahwa masih terdapat 700 juta orang kelaparan, serta 2 miliar orang di dunia sulit memperoleh pangan yang sehat, aman, dan bergizi.

”Selain tema ini, ada permasalahan yang besar juga, yaitu berkaitan dengan Food Waste, dimana pangan yang semestinya masih bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi kawan-kawan atau tetangga kita yang lapar, tetapi terbuang sampai di tempat sampah. Banyak sampah-sampah dari pangan yang terbuang percuma,” ungkapnya.

Menurut Rohadi, dalam mewujudkan Zero Wasted kuncinya terdapat pada sistem pangan mulai dari kegiatan produksi, mengolah, mendistribusi, retail, mengonsumsi, me-recovery yang harus tidak menghasilkan limbah.

BACA JUGA: Polisi dan Tentara Melatih Linmas Desa

”Semisal kita mau belanja, harus dibuat list dulu. Membeli barang belanjaan sesuai kebutuhan, menyimpan dengan benar, dimana setiap produk makanan memiliki karakteristik tersendiri. Ambilah makanan secukupnya jangan berlebih. Dengan inovasi, akan membuat penerimaan produk menjadi lebih bagus. Jangan sampai terbuang,” pintanya.

Talkshow yang dipandu Kepala Biro Konsultasi dan Pengembangan Agro Industri, Aldila Sagitaning Putri SSi MSc itu, juga mengundang Plt Kabid Kerawanan Pangan dan Gizi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng, Urip Ariani Setyorahayu SPi.

”Saya berterima kasih sekali terhadap kegiatan yang dilakukan USM. ini sangat membantu kami dari pihak pemerintah, Dinas Ketahanan Pangan Jateng yang melakukan sosialisasi dan edukasi terkait dengan Food Loss dan Food Waste, terutama juga untuk peningkatan kapasitas pangan lokal,” imbuh Urip Ariani.

BACA JUGA: MKKS Gagas Program Dosen Mengajar di SMK

Menurutnya, salah satu tantangan dalam mewujudkan Zero Waste adalah, pemahaman terkait dengan perubahan perilaku setiap individu, dalam memanfaatkan pangan yang tersisa menjadi produk bernilai jual tinggi, agar tidak terbuang sia-sia.

Pihaknya juga telah melakukan sejumlah sosialisasi dan edukasi secara masif, di seluruh lini. Selain itu juga, melakukan pengolahan produk lokal seperti jagung dan ketela, yang dijadikan beras analog.

”Ketela kita buat menjadi tepung. Kami berikan itu secara gratis kepada sekolah SMP/SMA sampai kafe di dekat kampus, saat sosialisasi dan edukasi. Hal ini terkait kegiatan kami B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman), stop boros pangan, dan keamanan pangan,” tegasnya.

Riyan