Oleh : Sri Hidayati
K.H. Ahmad Fauzan adalah salah satu ulama’ Jepara yang banyak memberikan kontribusi positif untuk bangsa Indonesia khususnya di wilayah Kabupaten Jepara dan sekitarnya mulai masa penjajahan sampai dengan era kemerdekaan. Berdasarkan berbagai literasi yang ada, peran serta beliau dalam bidang keagamaan, sosial kemasyarakatan sampai birokrasi tidak perlu dipertanyakan lagi.
K.H. Ahmad Fauzan tercatat sebagai salah satu delegasi dalam muktamar Nahdlatul Ulama pada tahun 1939 yang diadakan di Magelang dan menjadi pioneer berdirinya Nahdlatul Ulama di kabupaten Jepara. Beliau juga tercatat menjadi Kepala Departemen Agama Kabupaten Jepara yang pertama sekaligus menjadi Ketua Partai Nahdlatul Ulama Kabupaten Jepara yang mampu membawa kemenangan mutlak untuk partainya.
Banyak kegiatan rutin keagamaan-kemasyarakatan yang dirintis dan diinisiasi oleh K.H. Ahmad Fauzan dan masih berjalan sampai saat ini, diantaranya pengajian rutin syuriyahan yang berjalan dari Masjid ke Masjid setiap pekan sekali, pengajian malam rabu yang masih berjalan di banyak masjid, pengajian lailatul ijtima’ yang rutin dilaksanakan setiap bulan oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama di Kabupaten jepara dan juga pengajian muallimin yang masih berjalan rutin di Kecamatan Bangsri dan Kembang.
Untuk mengenang dan meneladani perjuangan K.H. Ahmad Fauzan, setiap tanggal 13-14 Rabiul Akhir diadakan rangkaian Haul. Salah satu rangkaian haul ke-52 K.H. Ahmad Fauzan adalah diadakannya Ziarah Akbar di Makam Suromoyo Bangsri Jepara. Acara ziarah akbar yang dilaksanakan pada Hari Rabu, 16 Oktober 2024 terlaksana dengan baik dan dihadiri oleh ribuan peziarah.
Dalam sambutan atas nama keluarga, Ustadz Mirza yang saat ini menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Faqih menyampaikan bahwa banyak keteladanan yang bisa diambil dari K.H. Ahmad Fauzan. Dua diantara nasihat K.H. Ahmad Fauzan adalah yang pertama agar kita bisa menebar manfaat dimanapun kita berada. Bagi yang punya ilmu menebar manfaat dengan ilmunya, yang memiliki harta menebar manfaat dengan hartanya, yang memiliki kekuatan menebar manfaat dengan kekuatannya.
Bahkan K.H. Ahmad Fauzan menyampaikan nasihat yang ekstrim untuk anak cucunya, nek kuwe orak iso aweh manfaat kanggo wong akeh khususse manfaat ilmu orak usah ngaku dadi anak putuku (Kalau kamu tidak bisa memberikan manfaat untuk orang banyak, khususnya manfaat ilmu, tidak usah mengaku sebagai anak cucuku).
Sedangkan nasihat yang kedua adalah agar kita bisa ngurip-ngurip (Menghidupkan) Masjid dan Madrasah. Kepedulian K.H. Ahmad Fauzan yang besar terhadap Pendidikan ditandai dengan banyaknya madrasah dan Majlis ilmu yang didirikan dan diinisiasi oleh Beliau dan beliau berharap agar kita dapat menghidupkanya.
Kepedulian K.H. Ahmad Fauzan terhadap Pendidikan dikuatkan oleh K.H. Mundziri Jauhari dalam mauidlohnya. Pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid Jepara ini menyampaikan bahwa K.H. Ahmad Fauzan memiliki banyak peninggalan keilmuan. Disamping banyak kitab yang ditulis oleh K.H. Ahmad Fauzan juga banyak majlis ilmu yang diwariskan beliau.
Salah satunya adalah pengajian syuriyahan yang rutin dilaksanakan setiap pekan. Di ex. Kecamatan Jepara syuriyahan ini dilaksanakan setiap hari Senin dengan mengkaji berbagai kitab dan salah satu pengasuhnya saat ini adalah K.H. Mundziri Jauhari. Pengajian syuriyahan ini juga masih berlangsung di berbagai kecamatan secara rutin.
Lebih lanjut K.H. Mundziri Jauhari menyampaikan agar kita bisa meneladani jejak Langkah K.H. Ahmad Fauzan meskipun kita tidak pernah bertemu langsung dengan beliau. Kita bisa belajar dari tulisan-tulisan K.H. Ahmad Fauzan ataupun dari berbagai cerita dzuriyah dan orang-orang yang pernah bertemu dengan beliau.
Kecintaan K.H. Ahmad Fauzan terhadap ilmu juga dikuatkan oleh K.H. Zainurrohman Fauzan, Putra dari K.H. Ahmad Fauzan sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Bani Rosul Purwokerto dalam uraian singkatnya. Beliau juga menyampaikan bahwa kita diminta untuk jadi ahli ilmu (Ulama’), jika tidak bisa maka kita menjadi pencari ilmu, jika tidak bisa lagi maka kita dapat menjadi mustami’ (mendengarkan ilmu / ceramah), jika itu juga masih tidak bisa maka jadilah muhibbin (orang yang mencintai para ulama’).
Kegiatan haul K.H. Ahmad Fauzan yang berakhir kurang lebih 5 menit sebelum maghrib itu diakhiri dengan do’a yang disampaikan oleh K.H. Noor Rohman Fauzan dan sebelumnya dilaksanakan khotmil qur’an yang dipimpin oleh K.H. M. Amir Wildan Pengasuh Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Mayong.
Penulis adalah Kepala SMK Islam Tsamrotul Huda Jepara