blank
Rektor Supari saat menjadi narasumber dalam talkshow spesial, 'Rektor Menyapa', di Studio Radio USM Jaya, baru-baru ini. Foto: dok/usm

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Rektor Universitas Semarang (USM), Dr Supari ST MT mengatakan, untuk bisa bersaing di era saat ini, diperlukan modal yang kuat, yakni profesional yang berjiwa ke-Indonesiaan.

”Saat ini dunia penuh gejolak, ketidakpastian, kompleks, kita merasakan semuanya agak membingungkan. Tentu kita memerlukan modal yang kuat, dimana modal yang harus dimiliki lulusan USM adalah profesional dan berjiwa ke-Indonesiaan,” kata Rektor Supari, saat menjadi narasumber dalam talkshow spesial, ‘Rektor Menyapa’ yang berlangsung di Studio Radio USM Jaya, yang ada di Gedung N USM, baru-baru ini.

Talkshow yang dipandu penyiar Radio USM Jaya, Redo Tanimbar dan Ira Septiani itu, mengusung tema, ‘Menciptakan Lulusan USM yang Profesional dan Berke-Indonesiaan’.

BACA JUGA: Radio USM Jaya Jadi Media Radio Terbaik II di Jateng Fair 2024

Dalam pandangannya, Supari menjelaskan, lulusan USM harus mempunyai keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan di lapangan kerja.

Selain itu, sebagai perguruan tinggi USM harus menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan, sesuai dengan bidang kerjanya. Baik teknis, analisis, soft skill, hingga kerja tim yang kokoh.

”Lulusan USM harus berjiwa berke-Indonesiaan, karena lulusan perguruan tinggi diharapkan berkontribusi secara positif terhadap pembangunan ekonomi, sosial, budaya di Indonesia,” lanjutnya.

BACA JUGA: Bantahan Undip Semarang soal Dugaan Perundungan Dibalik Meninggalnya Mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran

Menurutnya, dengan pendidikan yang menciptakan visi ke-Indonesiaan, lulusan dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat nasionalisme, dan rasa cinta Tanah Air dalam kehidupan sehari-hari, yang dimulai dari lingkaran kecil seperti lingkungan setempat.

Dia berharap, dengan menggabungkan kompetensi profesionalisme dan jiwa ke-Indonesiaan, lulusan USM dapat memainkan peran kunci sebagai aktor, subjek atau pemain kunci dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

”Antara profesionalisme dan ke-Indonesiaan itu sangat penting. Jadi harus profesional dan harus berke-Indonesiaan, supaya lulusan USM itu bisa memberikan manfaat bagi Ibu Pertiwi. Ini merupakan salah satu bentuk kesantunan,” jelasnya.

BACA JUGA: Gerindra Kudus Tetap Solid Dukung Hartopo-Mawahib

Dalam menghasilkan lulusan yang profesional dan berke-Indonesiaan, Supari menyebutkan, memerlukan pendekatan yang mencakup berbagai aspek. Terutama pendidikan, baik akademik maupun non akademik, terstruktur maupun mandiri.

Terdapat pula kurikulum yang relevan dan komprehensif, sesuai kebutuhan industri dan tren global saat ini. Hal itu harus mencakup teori serta praktik yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

”Yang penting juga adalah, metode interaksinya antara dosen instruktur dengan mahasiswa, dan dengan apa yang dilihat dilapangan. Semuanya itu harus dikerjakan dengan memenuhi dan matching pada etika-etika yang ada. Tanpa etika, maka semua yang kita miliki itu bisa ambyar,” ungkapnya.

BACA JUGA: Penanaman Jagung di Lahan Kodam IV/Diponegoro, Pangdam Sebut Sinergi TNI, Petani dan Akademisi

Selain itu, USM selalu mengadakan berbagai kegiatan. Mulai dari Pengenalan Akademik dan Kegiatan Mahasiswa (Pakem) bagi mahasiswa baru. Narasumber terkait dengan wawasan kebangsaan, USM menghadirkan tokoh-tokoh TNI, Polri, Kodam, Polda, bahkan menteri-menteri.

”USM oleh pendiri ini, didirikan untuk ikut mencerdaskan bangsa, mempersiapkan generasi muda yang cerdas dalam menghadapi keberlanjutan bangsa. Bagi masyarakat yang juga ingin menyukseskan Indonesia Emas 2045, ingin lanjut kuliah, bergabunglah dengan kami di USM, untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa,” terangnya.

Riyan