ADA nuansa yang berbeda ketika melihat halaman rumah dinas (rumdin) Bupati Batang, Wihaji. Sejauh mata memandang, terdapat banyak bunga celosia jenis krisan. Keberadaan bunga itu menambah suasana rumah dinas yang nyaman dan indah.
Kesegaran pun menyeruak bak menyambut tamu yang akan datang. Seperti yang terlihat di halaman rumah dinas disulap menjadi taman penuh bunga dengan dominan warna kuning dan
merah.
” Pak Wabup, ayo santai sejenak kita berswafoto melihat dan menikmati indahnya bunga celosia jenis krisan. Nanti diviralkan untuk promosi. ”Ayo Piknik dan Investasi,” ajak Wihaji kepada Wabup Suyono.
Keduanya pun menuju ke taman di halaman rumah dinas yang dipenuhi bunga jenger ayam warna kuning dan merah. Layaknya, peragawan keduanya foto dalam berbagai adegan.
Wihaji tampil macho dengan celana jeans dan t-shirt. Tak mau ketinggalan Suyono tampil necis kaos lengan panjang dan celana jeans, keduanya dilengkapi kaca mata hitam karena foto siang hari.
Wihaji menuturkan, awal menempati rumah jabatan bupati selalu berusaha ada yang beda dalam memanfaatkan lahan halaman rumah dinasnya. Sebelum ditanami krisan, dipenuhi aneka sayuran.
Mencari Inspirasi
”Kali ini saya tanami bunga jengger ayam atau celosia jenis krisan yang dipenuhi warna merah dan kuning. Warna kuning cerah indah sekali, segar dipandang mata untuk mencari inspirasi membangun Batang yang lebih sejahtera lagi,” kata Wihaji.
Wakil Bupati Suyono yang menambahkan, taman bunga lebih pada mencontohkan masyarakat untuk lebih memanfaatkan lahan kosong di sekitar. Bisa dengan bunga atau sayuran.
“Dengan memanfaatkan lahan kosong berarti mengurangi pemansan global, disamping menikmati hasilnya dam manfaatnya dari tanaman. Apalagi dengan tanaman bunga jengger kelihatan indah ‘’sakpore’’.
Tampil kompak bersama memang sudah diperlihatkan pasangan Wihaji-Suyono. Keduanya, selalu kompak dalam berbagai kegiatan untuk membawa Batang yang lebih baik lagi.
Setiap hari, hampir waktunya dihabiskan waktunya baik Bupati Wihaji maupun Wakil Bupati Suyono untuk melayani rakyatnya.
Keduanya, ‘’sak yek saeko proyo guyub rukun’’ membangun Batang. Seperti saat kunjungan kerja Sambang Desa Ngudorasa dengan masyarakat di pedesaan.
Bahkan, saat tampil menghibur masyarakat dengan kesenian tradisonal grup ‘’Ngaku Salah’’ juga terlihat kompak. Baik Wihaji maupun Suyono menabuh kendang, sedangkan untuk gamelan, kenong, dan gong dipegang camat dan Kabag.
Disela-sela persiapan meninjau rencana pembangunan ‘’rest area’’ di Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Jumat sore kedua pasangan kepala daerah. (SuaraBaru.id/s
ur)