blank
Dadang Hardiwan saat menjelaskan data IKG yang ada di Jateng. Foto: bps

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Dr Dadang Hardiwan SSi MSi menyatakan, Indeks Ketimpangan Gender (IKG), di provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo, semakin mengecil. Ini mengindikasikan, kesetaraan peran laki-laki dan perempuan semakin berimbang, bahkan lebih baik dibanding Jatim, Jabar dan Banten.

Dikatakan dia dalam rilisnya, sejak 2018 IKG di Jateng konsisten turun. Ini mengindikasikan, ketimpangan peran laki-laki dan perempuan semakin mengecil, serta kesetaraan yang semakin berimbang.

Dari data BPS Jateng, IKG di provinisi ini pada 2022 tercatat, 0,371 poin, aray turun 0,006 poin, bila dibandingkan pada 2021 yang mencapai 0,377 poin. Hal ini disebabkan, karena perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dan dimensi pasar tenaga kerja.

BACA JUGA: Gelapkan Puluhan Mobil Rental, Pria asal Banyumas Ditangkap Polisi

”Ini mengindikasikan, ketimpangan gender yang semakin mengecil, atau kesetaraan yang semakin baik. Menurunnya IKG Jateng ini, dipengaruhi dimensi kesehatan reproduksi, dan dimensi pasar tenaga kerja,” ujarnya.

Ditambahkan dia, perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh perbaikan indikator perempuan pernah kawin 15-49 tahun, yang saat kelahiran hidup pertama berumur kurang dari 20 tahun (MHPK20). Indikator itu turun dari 26,7 persen pada 2021, menjadi 26,4 persen pada 2022.

Sementara itu, perbaikan dimensi pemberdayaan dipengaruhi oleh perbaikan dua indikator. Pertama, persentase perempuan 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas, yang meningkat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Tercatat, persentase perempuan meningkat dari 26,82 persen pada 2021, menjadi 28,79 persen pada 2022.

BACA JUGA: Bupati Hartopo Tunjuk Plh Sekda untuk Gantikan Samani Intakoris

blank
Skema perkembangan Indeks Ketimpangan Gender. Foto: bps

Sedangkan persentase laki-laki meningkat dari 32,26 persen menjadi 34,14 persen pada 2022. Selain itu, proporsi keterwakilan perempuan di parlemen yang meningkat pada tahun 2022, menjadi sebesar 20 persen dibandingkan pada 2021, yang sebesar 18,33 persen.

”IKG Jateng selama lima tahun terkhir sejak 2018-2020, secara konsisten menurun. Sempat naik pada 2021, dan kembali turun di 2022. sejak tahun 2018 berkurang 0,019 poin, rerata turun 0,005 poin per tahun. Hal ini mengindikasikan ketimpangan gender yang semakin mengecil, atau kesetaraan yang semakin membaik,” jelas Dadang.

Pada dimensi pasar tenaga kerja, direpresentasikan dengan indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Tercatat selama 2018-2022, TPAK laki-laki dan perempuan semakin meningkat. TPAK laki-laki pada 2018 sebesar 81,59 persen, menjadi 83,74 persen pada 2022, atau meningkat 2,18 persen poin.

BACA JUGA: KAI Tegaskan, Penumpang yang Melebihi Relasi Bakal Dapat Sanksi!

Pada TPAK perempuan di 2018 sebesar 56,43 persen, menjadi 58,31 persen pada 2022, atau meningkat 1,88 persen poin. Bila dibanding provinsi di Pulau Jawa, Jateng menempati posisi ketiga dalam Indeks Ketimpangan Gender.

Tercatat, IKG di DI Yogyakarta sebesar 0,240, DKI Jakarta (0,320). Jatim (0,440), Banten (0,478) dan Jabar (0,490). Di antara 35 kabupaten/kota, Salatiga memiliki IKG terendah dengan 0,133, dan IKG tertinggi adalah Kabupaten Wonosobo 0,503.

”Posisi IKG Jateng di Pulau Jawa menempati posisi ketiga setelah DIY dan DKI Jakarta. Namun bila dibandingkan provinsi lain, kesetaraan gender di Jateng lebih baik bila dibandingkan provinsi Jatim, Jabar dan Banten,” pungkas Dadang.

Riyan