blank
Ganjar saat menyalakan kompor milik salah satu warga, yang memanfaatkan EBT, yang kini gencar dikembangkan Pemprov Jateng. Foto: hms

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengakui, wilayahnya mempunyai banyak potensi Energi Baru Terbarukan (EBT), yang belum dioptimalkan. Misalnya panas matahari, gas rawa, geothermal, angin, dan air yang tersebar di banyak daerah, di wilayah Jateng

Menyadari provinsinya kaya dengan potensi EBT, Pemprov Jateng akan berupaya memaksimalkannya hingga ke desa-desa. Berdasarkan data dari Dinas ESDM Jateng, lebih dari 2.000 desa di provinsi ini telah mandiri, dengan memanfaatkan energi terbarukan.

Selain Dinas ESDM, Pemprov Jateng juga mengerahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan, untuk memasifkan kemandirian energi di desa.

BACA JUGA: Aktifis Mahasiswa Ekonomi Unissula Perkuat Program Internasionalisasi

Komitmen Ganjar dalam pengembangan EBT, kini telah dirasakan manfaatnya oleh warga. Energi ramah lingkungan yang dihasilkan, bisa dinikmati warga secara murah, bahkan gratis.

Pengembangan EBT dilakukan dengan pemberian bantuan di sejumlah wilayah, di antaranya biogenic shallow (gas rawa), biogas, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan sebagainya.

Salah satu warga yang sudah merasakan manfaat pengembangan EBT adalah Uni. Warga Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Dia menyebutkan, mesin biogenic shallow di desanya, sudah berfungsi sekitar sebulan lalu. Bantuan dari Gubernur Jateng itu, kini bisa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan gas secara gratis.

BACA JUGA: Dapur Umum Banjir Dorang Ditutup, Edy Sujatmiko Kirim Pisang

”Saat ini sudah bisa digunakan, dimulai satu bulan yang lalu. Saat ini masih gratis,” kata Uni dalam keterangannya di Semarang, belum lama ini.

Ditambahkan dia, adanya bantuan itu membuat warga sangat mudah mendapatkan pengganti gas elpiji. Biasanya dalam sebulan dia membutuhkan tiga hingga empat tabung gas elpiji, ditambah dengan bahan bakar kayu.

”Ini lebih murah dan lebih irit. Dalam sebulan bisa menghemat Rp 100 ribu. Uang itu bisa untuk kebutuhan lain, belanja atau jajan anak,” lanjutnya.

BACA JUGA: Korban Banjir Tanggul Jebol Kali Babon Berharap Pemkot Semarang Programkan Relokasi

Sedangkan Ketua RT 6 RW 1 Krendowahono, Solihin, menyampaikan, ada 30 kepala keluarga yang teraliri energi gas rawa itu. Sejauh ini, warga yang penerima manfaat tidak dipungut biaya. Namun ke depan, akan dihitung berapa biaya untuk kebutuhan listrik. Hal itulah yang akan ditanggung secara swadaya oleh masyarakat.

Bantuan serupa juga dilakukan di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Ada 100 kepala keluarga yang mendapat manfaat EBT.

Kepala Desa Bantar, Eko Purwanto, menyebutkan, bantuan pengembangan gas rawa di desanya dilakukan secara bertahap. Hingga 2021, gas sudah dapat disalurkan ke 100 kepala keluarga.

BACA JUGA: Mayat Tanpa Identitas di Hutan Salak Tanjung, Diduga Warga Kendal