blank
Kapal Mendoan (mangan enak karo dolan), di Alun-alun Kebumen kini menjadi ikon Pusat Kota.(Foto:SB/Prokopim)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Kabupaten Kebumen menurut BPS Mei 2024 berpenduduk 1.397.555 jiwa. Kini menjadi salah satu daerah di Jateng selatan yang dinamis dan prospektif.

Meski tidak memiliki sumber daya alam (SDM) hasil tambang yang bisa diandalkan, Kebumen dengan 26 kecamatan sejatinya mempunyai sejumlah kelebihan letak geografis dan sosial budaya yang unik sebagai kekayaan daerah. Sebaran penduduk Kebumen ada di wilayah Kebumen tengah, Kebumen utara, dan Kebumen selatan.

Namun dari tujuh kecamatan terpadat di Kebumen berdasar data BPS 2024, mayoritas ada di wilayah selatan atau pesisir, ada empat kecamatan. Sedangkan di wilayah tengah satu kecamatan, dan di utara ada dua kecamatan.

Kecamatan Gombong sebagai kota kedua, dan Kecamatan Karanganyar, sebagai kota ketiga, di jalur utama jalan nasional Banyumas-Kebumen-Yogyakarta, tidak masuk sebagai tujuh kecamatan terpadat di Kebumen.

Boleh jadi ini mengindikasikan wilayah Kebumen selatan telah memiliki prospek bagus secara sosial dan ekonomi. Bisa pula kecamatan terpadat selain pusat kota (Kota Kebumen) itu menunjukkan geliat ekonomi dan pergeseran pertumbuhan makin merata.

Kabupaten Kebumen selain memiliki kekayaan wisata alam pantai dan gua juga banyak view pegunungan atau dataran tinggi eksotik. Dikenal pula sebagai daerah penyangga pangan terbesar di Jateng selatan. Dengan area pertanian irigasi teknis luas, ditopang dua waduk, Sempor dan Wadaslintang.

Belakangan ini daerah penghasil genting Sokka itu juga memiliki kekayaan geologi sebagai taman bumi atau geopark. Bahkan telah lolos ke dalam Unesco Global Geopark (UGG). Tinggal pengesahan diperkirakan awal tahun depan.

Lalu kecamatan mana saja dari 26 wilayah Kebumen yang masuk tujuh wilayah memiliki kepadatan penduduk terbesar di Kabupaten Kebumen? Mari kita simak ulasan berikut.

blank
Peta wilayah Kabupaten Kebumen,(Foto:SB/BPS Kebumen)

7. Kecamatan Puring.

Kecamatan Puring merupakan daerah pesisir selatan yang mempunyai banyak ikon wisata pantai. Berpenduduk 65.655 jiwa. Puring terdiri dari 23 desa. Dengan sumber daya alam mayoritas hasil pertanian dan peternakan. Namun kecamatan ini juga dikenal sebagai daerah tua di Kebumen.

Di masa Revolusi Fisik, wilayah Puring sempat menjadi medan peperangan tentara pejuang Indonesia melawan penjajah. Salah satu yang heroik pertempuran di Desa Sidobunder. Namun daerah ini juga ada wilayah cekungan sehingga tiap musim hujan rawan banjir dan genangan.

Sedangkan potensi wisata pantai antara lain Pantai Suwuk Desa Tambakmulyo, Pantai Kembar Desa Tambakmulyo, serta Pantai Silumut Desa Sidoharjo. Puring berjarak sekitar 30 km dari Kota Kebumen. Kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Kebumen selatan.

6. Kecamatan Klirong.

Kecamatan Klirong memiliki 24 desa dan mayoritas di lahan yang subur. Bahkan di Kecamatan Klirong berpenduduk 65.823 jiwa dikenal sebagai wilayah yang banyak dihuni kaum priyayi atau pegawai negeri. Kini disebut ASN.

Kaum priyayi dan terpelajar ini karena sejak dahulu banyak warga Klirong menuntut ilmu. Bahkan warga Klirong ada yang bekerja di BKD Provinsi DIY dan BKD Kebumen hingga di instansi Pusat.

Salah satu tokoh priyayi modern Kebumen asal Klirong adalah Dr Adi Suryanto MSi. Adi yang lulusan S1 Fisip Undip dikenal sebagai kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), meninggal beberapa bulan lalu sewaktu bertugas di Yogyakarta.

Hebatnya, Adi Suryanto dikenal sebagai pejabat yang sukses melakukan reformasi birokrasi di LAN. Seorang mantan pejabat Kebumen mengaku, pernah diundang ke LAN Jakarta sangat kaget. Sejak masuk pintu kantor hingga ruangan utama, disambut staf ASN dan pejabat LAN yang mayoritas asal Kebumen.

Klirong juga memiliki pusat ekonomi yaitu Pasar Dorowati. Pasar tradisional di tepi ruas Jalan Kebumen–Petanahan ini dikenal sebagai pasar tua dan sampai sekarang masih eksis sebagai pusat ekonomi dan perdagangan warga Kebumen selatan. Di Kecamatan Klirong masih banyak lahan produktif dan dikenal sebagai daerah pertanian subur di Kebumen.

Bahkan di Kecamatan Klirong ada penggiat Konservasi Penyu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gajah Gunung, Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong. Pokdarwis ini sukses menetaskan dan melepasliarkan tukik ke laut setelah berhasil merawat telur penyu menjadi tukik, dan selanjutnya secara rutin melepasnya ke laut selatan.

5. Kecamatan Ayah.

Berpenduduk 66.415 jiwa tersebar di 18 desa. Kecamatan Ayah dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kebumen. Terutama wisata pantai dan gua.

Salah satu ikon yakni Pantai Menganti yang makin moncer di era media sosial. Juga ada Pantai Pitris, keduanya di perbukitan indah Desa Karangduwur, Ayah. Areanya di deretan pegunungan seribu pantai selatan, yang konon bekas gunung api purba.

Selain itu ada pantai legendaris yaitu Pantai Logending yang  berbatasan dengan Cilacap. Bahkan destinasi wisata Ayah makin lengkap karena adanya sejumlah gua alam. Gua Jatijajar dan Gua Petruk serta gua-gua yang belum dibuka untuk wisata umum namun sebagai wisata minat khusus.

Kecamatan Ayah juga dikenal memiliki makanan hasil laut hingga makanan tradisional seperti jenang. Kemudian gula merah dan gula semut. Bahkan produksi hasil laut cukup tinggi. Terdapat sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) Pasir, TPI Srati, TPI Karangduwur, TPI Pedalen.

Ayah juga mempunyai muara sungai yang menyimpan habitat dan ekosistem muara hutan mangrove. Bahkan kawasan mangrove di sepanjang muara Kali Bodo perbatasan pantai Kebumen-Cilacap ini sering menjadi jujugan wisatawan dan pemerhati lingkungan.

Ayah juga salah satu kantong asal pekerja migran di Kebumen selatan. Selain faktor ekonomi, keberadaan Kantor Imigrasi Cilacap ditengarai menjadi satu pemicu banyak warga Ayah bekerja di luar negeri.

4. Kecamatan Buayan.

Kecamatan Buayan berlokasi di pantai selatan sebelah timur Ayah. Berpenduduk 67.616 jiwa yang tersebar di 20 desa. Uniknya, wilayah Buayan ini memanjang dari utara berbatasan Gombong dan Rowokele, ke selatan sampai Pantai Karangbolong.

Di utara, Desa Purbowangi dilalui jalur nasional dan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Gombong. Sedangkan di pantai selatan yaitu Desa Karangbolong. Di bagian tengah ada lahan datar, persawahan ada pegunungan kapur.

Pantai Karangbolong ada ritual dan prosesi selamatan unduhan  sarang burung walet. Dahulu sewaktu populasi burung walet masih banyak, hasilnya menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) di Kebumen. Ada 3 gua sarang burung yaitu Karangbolong, Srati dan Karangduwur.

Kini ada kawasan wisata yang dikelola Perhutani dan pihak ketiga yaitu Sagara View di perbukitan pantai Karangbolong. Di desa-desa di Kecamatan Buayan penghasil gula semut dan gula merah.

Bersama Kecamatan Ayah dan Rowokele, di Buayan banyak terdapat gua alam dan kawasan mata air di bawah tanah atau kawasan karst. Yaitu batu kapur yang di bawahnya ada mata air dan aliran sungai bawah tanah. Salah satu wisata di Desa Buayan ada mata air Langen Ujung untuk mandi dan renang.

3. Kecamatan Alian.

Kecamatan Alian berada di Kebumen utara sekitar 15 kilometer dari pusat kota. Kecamatan Alian berpenduduk 69.195. Tersebar di 16 desa. Wilayahnya perbukitan dan dataran tinggi.  Mempunyai objek wisata legendaris pemandian air panas di Desa Krakal.

Kecamatan Alian ada sentra industri rumahan tahu Krakal yang khas dan tanpa pengawet. Dari desa ini banyak warga merantau ke kota besar. Utamanya ke Jakarta dan sekitar. Banyak para perantau sukses berjualan warung makan Padang dan warteg. Desa Krakal terpadat di Kecamatan Alian dengan penduduk sekitar 7.000 jiwa.

Kecamatan Alian juga mempunyai pusat batik khas Kebumen di Desa Kambangsari. Ada tiga desa pusat batik khas Kebumen yaitu di Dusun Tanuraksan Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Desa Jemur Pejagoan, dan Desa Kambangsari Alian.

Ada tokoh perantau dari Alian  yang sukses dan kemudian terpilih menjadi Bupati Kebumen adalah Buyar Winarso. Buyar berasal dari Desa Wonokromo, desa agak terpencil di Alian, namun kini mudah diakses karena dilalui jalur alternatif Kebumen-Wadaslintang-Kaliwiro-Wonosobo.

5. Kecamatan Sempor.

Wilayah Kecamatan Sempor ini berbatasan dengan kota Gombong dan dengan Kabupaten Banjarnegara. Sempor berpenduduk 70.509 jiwa tersebar di 16 desa. Sempor wilayahnya unik. Ada  dataran rendah di selatan dan dataran tinggi di utara.

Wilayah perbukitan namun banyak mata air dari Pegunungan Serayu selatan tersebut kemudian sejak dahulu oleh penjajah Belanda dilirik menjadi sumber mata air dan irigasi sehingga merancang untuk membangun waduk. Waduk Sempor direncanakan Kolonial, dibangun sejak era Presiden Soekarno, dan diresmikan Presiden Soeharto pada 1978.

Di Desa Pekuncen Sempor ada makam tua leluhur Presiden Prabowo Subiyanto. Bahkan kabarnya dulu ayah Prabowo, Prof Soemitro Djojohadikoesoemo yang ahli ekonomi sering mencari inspirasi ke Gombong dan Sempor acap menulis buku.

Bahkan di Desa Pekuncen ada Masjid Soko Tunggal. Konon didirikan pada 1719 M sehingga menjadi salah satu masjid tertua di Kebumen. Kini Masjid Soko Tunggal alias tiangnya hanya satu, telah masuk cagar budaya dan menjadi wisata spiritual di Kecamatan Sempor.

Selain ada tujuan wisata Waduk Sempor, kini daerah tersebut juga berkembang menjadi kota industri seiring kedekatannya dengan Gombong. Bahkan kini telah berdiri pabrik rokok kretek dengan pekerja sekitar 2.000 buruh, yaitu PT Mitra Prasmita Selaras (MPS) Sampoerna Sempor.

 1. Kecamatan Kebumen.

Kecamatan Kebumen sebagai pusat kota dan ibu kota Kabupaten Kebumen kini berpenduduk 134.382 jiwa. Tersebar di 24 desa dan lima kelurahan. Merupakan kecamatan paling padat dan paling luas wilayahnya.

Kecamatan Kebumen sempat mau dipecah dan dimekarkan menjadi dua kecamatan. Namun hingga kini belum terwujud. Kota Kebumen memiliki pusat ekonomi tradisional Pasar Tumenggungan di Jalan Kolopaking, dengan sekitar 3.000 pedagang.

Kota Kebumen juga mempunyai beberapa bangunan peninggalan Belanda seperti Stasiun Kereta Api di Kelurahan Panjer, pabrik minyak kelapa dan Rumah Sakit Zending di Panjer. Namun rumah sakit telah dipindah ke jalan lingkar selatan. Kini rumah sakit tersebut bernama RSUD dr Soedirman.

Pusat kota Kebumen dalam 10 tahun berkembang pesat menjadi kota ekonomi bagi daerah sekitar. Bahkan warga di Kabupaten Purworejo dan Wonosobo serta Banyumas, sering berbelanja di Kota Kebumen, karena lebih lengkap namun harga lebih murah dibanding kota besar.

Bisnis busana distro, butik baju muslim dan kuliner di Kota Kebumen pun berkembang pesat. Hampir setiap siang dan malam warung, kafe hingga restoran kini dipadati konsumen.

Alun-alun Kota Kebumen yang terus ditata oleh Pemkab di era Bupati Arif Sugiyanto, makin indah dan menawan. Dilengkapi pula sarana olah raga dan jalan sehat. Pagi dan sore kini selalu dipadati orang berolah raga atau bersantai bareng keluarga.

Hotel berbintang di Kota Kebumen pun terus bertambah. Ada Grand Kolopaking Hotel di Jalan Ahmad Yani, Hotel Mexolie di bekas bangunan pabrik minyak kelapa dekat Stasiun KA di Panjer, serta Trio Azana Hotel di Jalan HM Sarbini.

Itulah tujuh kecamatan terpadat di Kabupaten Kebumen dengan berbagai pernik sosial ekonomi dan budayanya. Dipastikan 2025 jumlah penduduk Kabupaten Kebumen akan tembus 1,4 juta jiwa.

Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan pun makin dinamis karena di daerah ini telah dilalui jalur ganda rel KA dan akan segera dibangun jalan tol ruas Yogyakarta-Cilacap. Di Kota Kebumen pun telah ada Kantor BPJS Kesehatan Cabang, membawahi Kebumen, Purworejo dan Wonosobo.

Terbaru, Humas PT KAI Daop V membocorkan rencana perjalanan KA Prambanan Ekspres (Prameks) semula hanya melalui  jalur Solo-Yogyakarta-Kutoarjo. Pada 2025 nanti akan sampai Kebumen. Ini bisa dipahami karena 70 persen penumpang Prameks dari Stasiun Kutoarjo warga Kebumen.

Komper Wardopo