SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sejumlah langkah antisipasi harus segera dilakukan, agar Indonesia mampu mengatasi berbagai dampak krisis global, melalui pemanfaatan berbagai peluang yang dimiliki.
”Langkah antisipasi terhadap krisis harus segera disiapkan. Dalam jangka panjang mengandalkan sumber daya alam saja tentu bukan sebuah solusi. Sumber daya manusia mesti disiapkan, untuk memperkuat ketahanan ekonomi Nasional,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, Rabu (13/7/2022).
Hal itu seperti dalam keterangan tertulisnya, saat membuka diskusi daring bertema ‘Mengurai Ancaman Krisis Lanjutan Pascapandemi’, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12.
BACA JUGA: Pentingnya Pendidikan Nonformal, Gus Haiz: Bekerja Oke, Belajar Juga Oke!
Diskusi yang dimoderatori Dr Radityo Fajar Arianto MBA (Ekonom, Direktur Sparklabs Incubation Universitas Pelita Harapan) itu, menghadirkan Dr Vivi Yulaswati MSc (Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan).
Ada pula Prof Badri Munir Sukoco SE MBA PhD (Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga), Shanti Shamdasani (CEO S ASEAN International Advocacy & Consultancy/SAIAC), Bambang Adi Prasetyo (Presiden Direktur Celebes Capital-Praktisi Bisnis).
Selain itu juga hadir Ahmad Heri Firdaus MSi (Peneliti Indef Bidang Ekonomi Industri, Perdagangan dan Investasi), dan Dr Dianta Sebayang ME (Ekonom, Masyarakat Ekonomi Syariah-Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) sebagai narasumber.
BACA JUGA: 18 Tersangka Narkoba Ditangkap di Solo, 103 Gram Sabu Disita
Menurut Lestari, mengurai sejumlah potensi ancaman krisis harus dimaknai sebagai upaya untuk berpikir futuristik dan adaptif.
Artinya, kita menyelisik potensi sumber daya yang dimiliki, sekaligus menyesuaikan dengan tren, sembari mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi,” jelas Rerie, sapaan akrab Lestari.
Menurut dia, berbagai krisis memberi pembelajaran penting untuk kembali menata aspek ekonomi, politik, budaya, sosial dan pertahanan keamanan yang dimiliki.
BACA JUGA: 68 Pelajar Sumbawa Barat Terima Beasiswa untuk Belajar di SMK Binaan Djarum Foundation
Penataan, jelas anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, bisa dimulai dari pemulihan sektor potensial. Seperti sektor ekonomi untuk ketahanan negara, dan sektor politik untuk stabilitas keamanan.
”Pandemi yang berdampak pada hampir semua sektor kehidupan ini, menuntut adaptasi dan inovasi di berbagai bidang,” ujar Rerie, yang juga menjadi anggota Komisi X DPR RI, dari Dapil II Jawa Tengah itu.
Sedangkan CEO SAIAC, Shanti Shamdasani, mengaku tidak menduga dampak krisis separah ini, hingga menyebabkan sejumlah negara bangkrut. Menurutnya, penyebab kebangkrutan sejumlah negara saat ini, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini krisis global didorong oleh gelembung utang sejumlah negara.
BACA JUGA: Pembinaan Mental Karyawan Diskominfo Jepara, Sebagai Bahan Introspeksi Diri
”Gelembung utang sejumlah bisnis dan negara, memicu krisis finansial dunia. Negara mana lagi yang akan terdampak? Bisa dilihat dari besarnya utang negara yang bersangkutan,” ujarnya.
Langkah yang bisa mendorong ekonomi tumbuh saat ini ujar Shanti, yakni pengembangan bisnis domestik, yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat. Upaya ini bisa jadi penyelamat kita dari krisis.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Vivi Yulaswati mengungkapkan, kondisi dunia saat ini masih dipengaruhi kenaikan harga pangan dan energi yang tinggi.
BACA JUGA: Sebanyak 50 Peserta dari Jateng Ikuti Seleksi Calon PKY
Akibatnya terjadi peningkatan food insecurity di sejumlah negara akibat konflik, ketidakamanan dan cuaca ekstrem. Ditambahkan dia, ketahanan pangan Indonesia relatif baik, dengan catatan harus didukung ketersediaan air yang cukup, terutama di Indonesia Timur.
”Kita harus bisa memanfaatkan ekspor sumber daya alam kita, tidak dalam bentuk mentah, tapi lewat bahan olahan,” sarannya.
Riyan