MAGELANG (SUARABARU.ID) – Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, melaksanakan sosialisasi dan sarasehan teacherpreneur di Joglo Jeep Gunungpring Muntilan. Kegiatan tersebut dilaksanakan kemarin.
Ketua panitia Sholihin mengatakan, kegiatan dilaksanakan dengan dua metode, yaitu offline dan online melalui zoom meeting. Hal itu dilakukan untuk melaksanakan protocol kesehatan karena masih masa pandemi covid-19.
Metode offline diikuti 30 orang peserta yang merupakan kepala sekolah/madrasah di wilayah Kecamatan Muntilan dengan hadir secara langsung di Joglo Jeep Gunungpring Muntilan. Sedangkan metode online melalui meeting zoom diikuti oleh peserta dari luar wilayah Muntilan.
Hadir dalam kegiatan itu sebagai peserta di antaranya dari Kota Magelang, Buleleng Bali, Pasuruan, Pekalongan dan beberapa wilayah lainya.
Tujuannya mengenalkan program pergunu di lingkungan sekolah. Baik di tingkat kegiatan belajar/Paud, SD/MI, MTs/SMP dan SMA/SMK/MA di wilayah kecamatan Muntilan. Di samping itu juga memberikan bekal ilmu dan pengalaman bagi kepala sekolah yang hadir tentang konsep teacherpreneur yang bisa dikembangkan di sekolah masing – masing.
Ketua PAC Pergunu Kecamatan Muntilan Muhamad Heri Wibowo,ST mengawali kegiatan dengan menyampaikan sosialisasi Pergunu secara umum dan kondisi PAC Pergunu Muntilan. Mulai dari proses terbentuknya Pergunu Muntilan, personil pengurus, dan juga program-program kerja yang sudah, sedang dan akan berjalan.
Sedangkan pemateri sarasehan teacherpreneur ada dua orang. Drs Amron Awaludin dan H Awaludin Setya Aji Eng MT. Mereka menyampaikan motivasi, materi terkait pengertian, mindside dan berbagai hal terkait dengan teacherpreneur. Juga berbagi cerita dan pengalaman dalam mengajar maupun kesuksesan berwirausaha.
Di sisi lain Aji juga menyampaikan bahwa kualitas guru sebenarnya tidak cukup hanya dengan pemenuhan kualifikasi akademik, yang dapat dibuktikan dengan ijazah, sertifikat pendidik saja. Tetapi untuk menjadi guru yang berkualitas, guru harus memiliki jiwa kewirausahaan, karena gagasan guru yang berjiwa dalam kewirausahaan itulah yang dapat dinamakan teacherpreneurship.
Di samping itu, dia juga memberikan statement sebagai penutup bahwa teacherpreneurship akan dapat memunculkan sikap mental dan jiwa seorang guru yang selalu aktif atau kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bernetworking dalam berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan usahanya di sekolah.
Di akhir acara Ketua Tanfidziyah NU Kecamatan Muntilan Bambang Mulyono juga memberikan sambutan dan pengarahan terkait tindak lanjut dari kegiatan itu.
Eko Priyono