blank
Sejumlah warga Gumawang Krinjing Watumalang Wonosobo tampak antusias kerja bakti mengecor bangunan pesantren. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sejumlah dua ratus lebih warga melakukan gotong royong mengecor bangunan Pondok Pesantren (PP) Daruttholibiin di Dusun Gumawang Desa Krinjing Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo, Minggu (31/1) pagi hingga siang tadi.

Sejak pagi, ratusan warga sudah berkumpul di lokasi bangunan pondok. Mereka bersiap untuk melakukan kerja bakti bersama. Gotong royong tidak hanya melibatkan warga setempat tapi juga warga dari desa lainnya.

Pengasuh PP Daruttholibiin K Ahmad Mansur mengatakan gotong royong pengecoran bangunan pondok tersebut sudah untuk tahap kedua. Pengecoran tahap pertama sudah dilakukan satu minggu sebelumnya.

“Pada akhir Februari 2021 nanti masih akan dilaksanakan pengecoran tahap tiga untuk lantai paling atas. Bangunan pondok direncanakan sampai tiga lantai. Mohon dukungan dan bantuan semua pihak agar pembangunan pesantren bisa cepat selesai,” ujarnya.

Sekolah Formal

blank
Suasana cerah mengiringi proses pembangunan PP Daruttholibiin Gumawang Krinjing Watumalang Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurut kiai muda yang juga Ketua MWC NU Kecamatan Watumalang tersebut, bangunan pondok pesantren berukuran 13 meter x 20 meter dan berlantai tiga itu, selain untuk asrama santri, juga akan digunakan untuk kegiatan sekolah formal.

“Insya Allah, dalam waktu dekat akan didirikan sekolah formal MTs Daruttholibiin. Tahun ajaran baru 2021-2022 nanti sudah siap menerima siswa baru dengan sistem boarding school. Santri selain mengaji juga menempuh pendidikan formal di pesantren,” sebutnya.

Bangunan lantai satu, sambung dia, akan dimanfaatkan sebagai sarana mandi cuci dan kakus (MCK). Selain itu, juga akan digunakan untuk beberapa kamar bagi santri putra. Lantai dua untuk kantor, kelas sekolah formal dan halaman pondok.

“Sedang di lantai 3 atau lantai paling atas akan digunakan untuk kamar santri putra, aula dan tempat mengaji. Saat ini, sudah ada satu bangunan pesantren lantai dua. Namun kurang mencukupi untuk menampung banyak santri,” pangkasnya.

Muharno Zarka