blank
Webinar Seri IV dengan tajuk, 'Penguatan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Masa Pandemi', digelar melalui aplikasi Zoom Meeting, Selasa (26/1/2021). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, yang digawangi Leli Nisfi Setiana MPd, menggelar Webinar Seri IV dengan tajuk, ‘Penguatan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Masa Pandemi’, melalui aplikasi Zoom Meeting dan YouTube, Selasa (26/1/2021).

Tema itu diangkat, sesuai dengan amanah Kemendikbud, bahwa pembelajaran di masa pandemi tetap harus mengedepankan pendidikan karakter. Moderator acara webinar ini adalah Meilan Arsanti MPd.

Dalam pelaksanaanya, Ketua Panitia Penyelenggara Webinar Seri IV, Dr Evi Chamalah MPd, menggandeng tiga instansi sekaligus, yaitu Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Pasundan, dan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) NU Indramayu.

BACA JUGA : Prodi Matematika FKIP Unissula Pengabdian di Rowosari Kendal

Dari tiga instansi itu, masing-masing diwakili narasumber yang sangat kompeten di bidangnya. Hal itu dilakukan, dengan tujuan untuk menjalin silaturahmi dalam bidang akademik.

Dalam Webinar Seri IV itu disampaikan, penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Dr Hj R Panca Pertiwi Hidayati MPd dari Universitas Pasundan, dalam pemaparannya mengajak para praktisi pendidikan dan mahasiswa, untuk melakukan Analisis Wacana Kritis (AWK), sebagai parameter penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Menurutnya, ada lima prosedur dalam melakukan AWK sebagai parameter penguatan pendidikan karakter. Yaitu reaksi sosial, reaksi pembelajaran, sistem pembelajaran, interaksi pembelajaran, dan karakteristik wacana.

BACA JUGA : Menumbuhkan Praktik Keterampilan Perlindungan Diri pada Remaja

Pemaparan materi selanjutnya dilakukan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Dr Laily Nurlina MPd. Dikatakan dia, penguatan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan menyelipkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap proses pembelajaran bahasa Indonesia.

”Dalam proses pendidikan karakter, juga harus melibatkan semua aspek lingkungan secara garis besar. Yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Jadi harus ada sinergi dari semua pihak, agar penguatan pendidikan karakter berjalan dengan baik,” kata Dr Laily.

Selain di bidang bahasa, pendidikan karakter dapat juga dilakukan di bidang sastra. Pada pembelajaran sastra di sekolah, menurut Leli Nisfi Setiana MPd dari Unissula, didasari dari filosofis pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara. Bahwa pendidikan merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter), daya pikiran (intellect) dan tumbuh anak.

Pembelajaran sastra dijadikan sebagai sarana pembentukan moral siswa, serta memberikan andil dalam pembentukan karakter masyarakat suatu bangsa yang berbudaya dan berperadaban.

BACA JUGA : FTI Unissula Perkenalkan Jam Digital ke Rumah Ibadah

”Dalam sistim pendidikan Nasional jelas tertuang bahwa, tujuan pendidikan selain membentuk siswa terampil dan cerdas, juga harus beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, mandiri dan kreatif, supaya menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Sementara itu, Drs H Irfan Efendi MPd dari STKIP NU Indramayu menguatkan pendidikan karakter melalui bahan ajar. Menurutnya, dalam pembelajaran daring di masa pandemi, bahan ajar juga harus disesuaikan.

”Bahan ajar harus bisa menimbulkan minat baca, disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi yang akan dicapai, memberikan kesempatan siswa untuk berlatih, dan dapat mengakomodasi kesulitan siswa,” ungkap dia. (Laporan : Meilan Arsanti, M.Pd)