SEMARANG (SUARABARU.ID)– Jelang Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, melaksanakan kegiatan posko terpadu Natal dan tahun Baru (Nataru), yang dibuka mulai Jumat-Senin (18/12/2020) hingga (4/1/2021).
Selain bertugas untuk meningkatkan keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan, kegiatan posko juga dilaksanakan untuk memantau operasional seluruh kegiatan yang ada di bandara selama periode Nataru.
Menurut General Manager Angkasa Pura I (AP I) Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Hardi Ariyanto, kegiatan posko ini melibatkan sejumlah personel, dari AP I, Airnav, hingga sejumlah fungsi pemerintahan, seperti dari KKP, Bea Cukai, Imigrasi, TNI, dan & Polri.
BACA JUGA : ‘Jateng Bersalawat’ Kembali Digelar, Dipimpin Habib Syech
”Kami juga mengajak pihak vendor, pihak maskapai dan ground handling yang telah melaksanakan persiapan dalam segi fasilitas, personel, jam operasi dan kapasitas, menjaga tingkat layanan, serta contingency dan emergency,” kata Hardi.
Dijelaskan dia, saat ini terdapat 10 maskapai dengan 15 destinasi penerbangan domestik, yang beroperasi di bandara. Namun sampai saat ini, belum ada maskapai maupun destinasi penerbangan internasional yang beroperasi.
”Sampai saat ini, belum terdapat maskapai yang mengajukan ekstra flight. Namun jika terdapat pengajuan dari pihak maskapai, akan kami akomodasi sesuai dengan pengaturan slot time yang masih available, dan peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Sebagai tambahan, lalu lintas angkutan udara di bandara diprediksi mengalami puncak arus mudik Natal pada Rabu (23/12/2020), dan akan mengalami puncak arus balik Natal pada Minggu (27/12/2020).
Antisipasi Bersama
Sedangkan untuk puncak arus mudik tahun baru, diperkirakan akan terjadi pada Kamis (31/12/2020), dan akan mengalami puncak arus balik tahun baru yang diprediksi terjadi pada Minggu (3/1/2021).
Sedangkan prediksi pergerakan penumpang pada Posko Terpadu Nataru diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 72 persen. Pergerakan pesawat juga diperkirakan akan menurun 59 persen, dan pergerakan kargo diperkirakan akan menurun 55 persen.
Diungkapkan Hardi, jika dibandingkan dengan periode posko tahun lalu, rata-rata pertumbuhan juga terjadi setelah masa tersulit bersama pada Mei dan Juni. Dimana dari bulan Juli sampai November, mencatatkan pertumbuhan 27 persen untuk pesawat, 37 persen untuk penumpang, dan 10 persen untuk kargo.
”Pertumbuhan inilah yang harus dapat kita antisipasi bersama, agar jaminan pelayanan pada masa posko dapat kita berikan dengan maksimal kepada masyarakat,” pungkasnya.
Hery Priyono-Riyan