SEMARANG (SUARABARU.ID)– Jika beberapa profesi terancam punah akibat perkembangan zaman dan teknologi, maka profesi wartawan tak pernah mati. Sebab jurnalis memiliki daya adaptasi terhadap perkembangan zaman.
Hal itu seperti dikatakan Ketua Komisi Pendidikan PWI Pusat, Hendro Basuki, dalam sambutan pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-27 PWI Jawa Tengah, di Hotel Dafam, Jalan Imam Bonjol, Semarang, Kamis (26/11/2020).
UKW yang diikuti 24 wartawan selama dua hari, Kamis-Jumat (26-27/11/2020) dan terselenggara atas kerja sama PWI Jateng dengan Diskominfo Provinsi Jateng ini, dibuka secara resmi oleh Plh Sekda Jateng, Dr Prasetyo Aribowo SH MSoc Sc, yang mewakili Gubernur Jateng.
BACA JUGA : Kabupaten Demak Juara I Pelayanan Publik Terbaik Tingkat Nasional
Hadir pula dalam acara pembukaan ini, Kadiskominfo Riena Retnaningrum, Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat Sasongko Tedjo, Kepala Bidang IKP Diskominfo Jateng Agung Kristiyanto dan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS.
”Banyak profesi yang terancam punah seperti sopir, petani dan tenaga kerja lain, karena tergantikan oleh teknologi. Namun wartawan, dengan kemampuan adaptasi yang tinggi, menjadikannya tetap eksis,” katanya.
Dia juga mengungkapkan, perkembangan media massa dari masa ke masa. Misalnya, kehadiran televisi dikhawatirkan mengancam keberadaan radio. ”Terbukti, radio bisa bertahan sampai saat ini. Adanya media sosial, tidak menjadikan wartawan tersingkir karena adanya standar tertentu,” tegasnya.
Tentang terselenggarannya UKW ini, Hendro berpesan, untuk tidak takut tak
lulus. Sebab, yang diujikan adalah sesuatu yang sudah menjadi pekerjaan harian
para jurnalis.
Perlu Etika
”Ini kan hanya untuk mengukur seberapa kompeten kita terhadap profesi. Jadi kalau minimal dapat nilai 70, maka pasti lulus. Lebih baik kalau mencapai nilai 80 atau 85,” ujar dia lagi.
Sementara itu, dalam sambutan tertulis Gubernur Jateng yang dibacakan Plh Sekda Jateng Prasetyo Aribowo, Gubernur menyatakan ikut gembira dan mendukung acara ini. Sebab dengan adanya UKW ini, maka kemampuan wartawan menjadi lebih baik.
Kadiskominfo Riena secara terpisah mengingatkan, agar skill wartawan yang tinggi, juga diikuti dengan etika yang bagus pula. Dia mencontohkan, dalam konferensi pers atau acara tertentu, sering wartawan mengerubuti tokoh yang menjadi sumber berita di podium.
Terkadang hal itu membuat para wartawan membelakangi para tamu VIP yang duduk di depan, demi mendapatkan foto dan wawancara yang akurat.
”Tolong, para wartawan juga menyiapkan foto dengan menggunakan tele, sehingga bisa mengambil foto dari jarak yang lebih jauh. Dengan demikian, posisinya tidak ‘membokongi‘ tamu VIP,” harap dia.
Rapid Test
Sedangkan Ketua Panitia UKW, Darjo Soyat menjelaskan, acara ini diikuti 24 peserta, dengan kualifikasi enam calon Wartawan Utama, empat calon Wartawan Madya dan 14 calon Wartawan Muda. Mereka diuji oleh Sasongko Tedjo (Utama), Hendro Basuki (Madya), Amir Machmud, Yusuf MS dan Widiyartono (Muda).
”Awalnya yang mendaftar 44 peserta. Kemudian setelah verifikasi administrasi, yang memenuhi syarat 26. Namun pada pelaksanaan, yang hadir hanya 24 peserta,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan UKW ini, diberlakukan juga protokol kesehatan covid-19. Sebelumnya, pada Selasa (24/11/2020), para peserta dan panitia menjalani rapid test.
Kemudian dalam pelaksanaan UKW, mereka yang terlibat wajib mengenakan masker dan menjaga jarak. Bahkan duduk para peserta diberi sekat pembatas.
Bagi calon peserta yang belum bisa mengikuti UKW, Darjo menyampaikan, mereka bisa mengikuti pada penyelenggaraan UKW berikutnya, yang akan digelar Februari 2021.
Riyan-mm