JEPARA (SUARABARU.ID)- Kota Jepara yang akan memasuki usia ke- 476 pada tanggal 10 April tahun 2025 bukanlah usia yang pendek. Hampir 5 abad sejarah panjang kota ukir ini terbentang. Sebagai kota pelabuhan yang sangat masyhur pada zamannya, Jepara menjadi salah satu lokasi strategis dalam perdagangan.
Salah satunya adalah sebagai bandar terbesar tempat bersandarnya kapal-kapal perdagangan dari berbagai kerajaan di Nusantara maupun dari mancanegara, serta mempunyai industri galangan kapal yang terbaik se Asia Tenggara.
Dalam beberapa sumber babad, Jepara sering dihubungkan dengan legenda-legenda pada zaman Hindu. Salah satunya disebutkan bahwa Jepara merupakan daerah kekuasaan Sandang Garba. Rajanya kaum pedagang, yang daerah kekuasaanya meliputi Jepara dan Juana.
Jepara mempunyai letak geografis dimana wilayahnya menempati suatu titik yang menghubungkan wilayah daratan dan lautan. Sehingga Jepara berfungsi sebagai tempat menampung surplus hasil pertanian dari daerah agraris yang kemudian dipasarkan ke daerah-daerah di seberang lautan.
Bahkan dalam kronik Dinasti T’ang juga disebutkan pada tahun 647-666 M kerajaan Kalingga telah mengirimkan utusan ke Cina sebagai bentuk hubungan diplomasi dan sekaligus persahabatan dua negara.
Sejarah panjang kota Jepara tidak bisa dilepaskan dari surut dan berkembangnya peradaban yang ada di Nusantara. Sejarah kota tua di pesisir pantai Utara ini tercatat dalam kronik Cina, catatan para musafir mancanegara, bahkan ditulis dalam berbagai sastra.
Sebagai pelabuhan yang sangat besar dan dapat dilayari kapal-kapal dagang, Jepara termasuk salah satu jalur penting dalam perniagaan rempah di Nusantara. Jepara menjadi bagian penting dalam mata rantai pelayaran dan perniagaan antara Malaka dan kepulauan rempah-rempah di Maluku dan Banda.
Para pemimpin Jepara dari Masa ke Masa
Berikut para Pemimpin Jepara berdasarkan gelar dan masa jabatannya.
*Diolah dari berbagai sumber
ua