blank
dewa-dewi dan kaisar Romawi yang jadi nama bulan. Reka: R. Widiyartono

Baca juga Nebeng Pesawat tapi Bukan Private Jet

Lalu Juni yang berasal dari nama dewi Romawi, Juno, pelindung pernikahan dan kesejahteraan perempuan. Juno yang juga istri Dewa Jupiter ini, juga dikenal sebagai dewi yang mengawasi kesuburan dan melindungi wanita selama kehamilan.

Berikutnya bulan Juli sebagai penghormatan kepada Julius Caesar, salah satu Kaisar Romawi yang punya jasa besar dalam pengembangan kalender Julian yang kemudian menjadi Gregorian atau kalender Masehi.

Agustus, nama ini juga sebagai penghormatan untuk Kaisar Agustus dari kata augustus yang berarti terhormat, mulia, dan agung. Sama seperti bulan Juli, nama bulan Agustus pun digunakan untuk menghormati kaisar Romawi pertama (dan cucu dari Julius Caesar), Augustus Caesar (63 SM- 14 M ). Nama Augustus (kaisar Romawi pertama) berasal dari kata Latin “Augustus”, yang berarti terhormat, mulia, dan agung.

Pada waktu itu belum ada bulan Agustus, tetapi bulan keenam atau Sextilis. Pada bulan Sextilis ini, Kaisar Agust mendapat kemenangan besar dalam berperang. Untuk menandai kejayaan itu, bulan Sextilis (sext/six artinya enam) diganti menjadi Agustus.

Berakhir di Bulan Kesepuluh

Kemudian bulan September, berasal dari kata septem yang artinya tujuh. Dalam Bahasa Jawa kita kenal angka tujuh juga disebut sapta yang berasal dari Bahasa Sanskerta. Harap tahu saja, Bahasa Sanskerta satu rumpun dengan Bahasa Indo German yang tersebar di Eropa seperti Jerman, Belanda, Inggris maka banyak kata yang mirip sebutan dan artinya.

September sesuai namanya adalah bulan ketujuh. Kok bisa? Ya, karena bulan Agustus sebelumnya disebut Sextilis atau bulan keenam. Padahal, Agustus bulan kedelapan, dan September bulan kesembilan. Bagaimana ini?

Kita lanjutkan dulu dengan bulan Oktober. Oktober dari kata octo yang artinya delapan. Ingat satu okta fada delapan nada, do re mi fa sol la si dan do tinggi. Ada juga oktagon atau segi delapan.

Lalu November dari kata novem, yang berarti sembilan. Dalam Bahasa Jawa ada kata nawa yang juga dijadikan program Presiden Jokowi Nawacita atau sembilan cita-cita. Sama dengan sapta, nawa berasal dari Bahasa Sanskerta.

Lalu Desember berasal kata Latin “Decem” yang berarti sepuluh. Ingat pelajaran matematika awal, 1 desimeter sama dengan 10 sentimeter.

Lho, kok tahun berakhir di bulan kesepuluh atau Desember?

Pada Mulanya Maret

Kalender Romawi sebelumnya berawal pada bulan Maret. Di depan sudah disebut, bahwa Paus Gregorius mengubah awal tahun yang semula Maret menjadi Januari. Inilah mulanya. Maka, Agustus mulanya disebut Sextilis atau bulan keenam, bila awal tahun dimulai dari Maret.

Bulan pertama Januari sampai bulan keenam Juni, berasal dari nama Dewa-Dewi Romawi/Yunani. Kemudian masuk bulan Juli lalu Agustus, dua nama ini untuk menghormati nama Kaisar Romawi.

Pada kalender Masehi, nama bulan September sampai Desember berasal dari angka 7 sampai 10. Karena ada perubahan awal tahun dari Maret menjadi Januari, maka September yang semula bulan ketujuh, Oktober -delapan-, November -sembilan-, dan Desember -sepuluh- menjadi bulan kesembilan, sepuluh, sebelas, dan dua belas.

Tidak cocok memang, tetapi itulah yang terjadi. Selamat memasuki bulan Desember, selamat memeprsiapkan diri menyambut Tahun Baru.

R. Widiyartono, wartawan suarabaru.id, pemerhati masalah budaya dan pariwisata

blank
dewa-dewi dan kaisar Romawi yang jadi nama bulan. Reka: R. Widiyartono