blank
Ki Sigid Ariyanto menerima wayang kulit tanda dimulainya lakon Wisanggeni Duto. Foto : dok Tya Wiedya.

GROBOGAN (SUARABARU.ID)– Pagelaran wayang kulit digelar di Balai Desa Pepe, Kecamatan Tegowanu digelar dengan lakon Wisanggeni Duto yang dimainkan oleh Ki Sigid Ariyanto, Jumat 11 Oktober 2024 lalu.

Lewat pertunjukan wayang kulit Wisanggeni Duto ini menceritakan tentang pencegahan stunting kepada masyarakat Kabupaten Grobogan, terutama di wilayah Desa Pepe, Kecamatan Tegowanu.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Grobogan Sri Sumarni, anggota DPR RI Komisi IX, Edy Wuryanto, Ketua DPRD Kabupaten Grobogan Lusia Indah Artani serta kepala desa se Kecamatan Tegowanu dan Forkopimcam Tegowanu dan masyarakat.

BACA JUGA : Kisah Pilu Sarmidi, Warga Miskin Ektrim Jepara yang Butuh Uluran Tangan

Dalam sambutannya, Bupati Grobogan Sri Sumarni ini mengucapkan terima kasih kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jawa Tengah dan anggota DPR RI Edy Wuryanto, yang menghadirkan sosialisasi pencegahan stunting melalui wayang kulit yang digelar di Desa Pepe, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan.

“Sosialisasi dan KEI dari BKKBN Jawa Tengah tersebut adalah upaya penurunan stunting dengan pertunjukan wayang kulit ini merupakan wujud nyata kecintaan budaya dan ada nilai luhur dan banyak pesan. Lakon Wisanggeni Duto ini yang dimainkan oleh Ki Sigid Ariyanto dari Rembang ini, diharapkan bisa membawa pesan tentang penurunan angka stunting di Kabupaten Grobogan,” kata Sri Sumarni.

Menurut Sri Sumarni, upaya pencegahan stunting ini harus dilakukan dengan duduk bersama dengan semua pihak terkait dalam rangka menyiapkan Generasi Indonesia Emas 2045, khususnya di Kabupaten Grobogan.

“Kita harus menyiapkan anak-anak kita yang sehat, kuat, cerdas dan produktif. Saya berterima kasih, pada tahun 2021 lalu, Grobogan menjadi nomor satu di tingkat Jawa Tengah dan nomor dua di tingkat nasional dengan indikator angka stunting yakni 9,6 persen,” ungkap Sri Sumarni.

Bupati Sri Sumarni berharap, angka stunting Kabupaten Grobogan di masa yang akan datang bisa kembali turun seperti pada tahun 2021 lalu.

“Harapannya di tahun mendatang terjadi penurunan angka stunting di Kabupaten Grobogan. Sempat di angka 9,6 persen dan kemudian naik lagi, mudah-mudahan bisa kembali turun,” ujar Sri Sumarni.

Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Agus Pujianto dalam sambutannya mengatakan, angka stunting di Jawa Tengah saat ini cukup tinggi yaitu di angka 20,08 persen.

“Mudah-mudahan pada tahun ini bisa turun mencapai 14 persen. Permasalahan stunting ini sangat banyak dan kompleks. Rata-rata karena pola asuh banyak orang tua dan keluarga yang kurang memahami tentang stunting,” ujar Agus Pujianto.

Agus mengatakan, penyumbang angka stunting tertinggi karena adanya pernikahan dini yang banyak ditemukan di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Grobogan.

Dirinya juga menjelaskan, kenaikan angka stunting ini bisa dilihat dari bagaimana penanganan ibu hamil dan melahirkan, setelah melahirkan bagaimana seorang ibu merawat anak sampaii usia dua tahun.

“Selain pola asuh, masalah lain yakni masalah gizi. Bagaimana gizi dari remaja putri yang akan menikah dan pada saat hamil dan merawat anaknya sampai 1000 tahun kehidupan atau selama dua tahun. Di Samping itu, masalah lain yang bisa meningkatkan angka stunting adalah penyakit penyerta,” ujar Agus.

Agus juga mengatakan, saat ini BKKBN melakukan sosialisasi lewat posyandu-posyandu yang ada di seluruh Jawa Tengah. Dimana, peran Posyandu dalam upaya pencegahan stunting.

“Di Posyandu akan dilakukan penimbangan anak sampai usia dua tahun. Diharakan tidak ada anak yang berat badannya stagnan atau justru menurun, tetapi terus bertambah setiap bulannya,” harap Agus.

Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto yang hadir dalam kegiatan tersebut juga mengharapkan angka stunting di Kabupaten Grobogan turun.

BACA JUGA : Mahkamah Agung Tolak Kasasi JPU Kejaksaan Negeri Atas Aktivis Lingkungan Karimunjawa, Daniel FMT

“Harapannya Grobogan juga bisa menjadi contoh dapat menangani kasus stunting di tingkat provinsi maupun nasional,” ujar Edy.

Edy mengatakan sumber daya alam di Kabupaten Grobogan sangat bagus dan akan bertambah bagus jika diimbangi dengan sumber daya manusia yang cerdas dan sehat.

“Jika SDM Kabupaten Grobogan rendah, maka Grobogan di Indonesia Emas 2045 akan kalah dari daerah lain. Untuk itu agar bisa mencapai Indonesia Emas 2045, kita siapkan sejak dini anak-anak kita menjadi SDM yang cerdas dan sehat, kuat, sekolah pintar hingga pendidikan tinggi dan tentunya angka stunting di Kabupaten Grobogan menjadi turun,” harap anggota DPR RI dari Dapil 3 Jawa Tengah ini.

TYA WIEDYA