Kemudian pada masa kolonial Belanda tahun 1931 dilakukan penelitian agrikultur (pemanfaatan sumber daya alam hayati dan eksplorasi mineral (tambang). Tetapi ternyata ditemukan fosil-fosil vertebrata, termasuk yang paling terkenal Stegodon trigoncephalus elephas sp.(gajah purba raksasa), fosil badak, banteng, buaya, dan sebagainya.
Eksplorasi peninggalan prasejarah terus dilakukan hingga masa pascakemerdekaan. “Tahun 1978 ditemukan lagi fosil manusia purba, berupa gigi premolar dan fragmen tengkorak oleh pakar geologi Sartono Sastromidjojo dan Yahdi Zaim,” turu Siti Asmah.
Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Kudus terus mengusahakan penyelamatan dan pelestarian Situs Patiayam yang merupakan situs Prasejarah ikon masa depan dan bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk penelitian dan ekskavasi.
Replika Stegodon
Di dalam Museum Patiayam terpajang replika kerangka stegodon atau gajah purba, yang gadingnya ditemukan di Patiayam. “Memang yang ada di sini hanya replika, gading aslinya disimpan di Museum Ranggawarsita Semarang,” kata Siti Asmah.
Ukurannya tidak dalam skala yang sama. “Gading stegodon yang ditemukan sepanjang 3,7 meter, replika kerangka ini masih lebih kecil, tidak seukuran dengan aslinya,” tambah Siti Asmah.
Kemudian Siti Asmah juga menunjukkan peninggalan bersejarah yang tersimpan di museum itu. Ada kerang-kerangan, tulang banteng, kepala kerbau, tulang badak, rusa, harimau, gigi sapi, buaya, dan lain-lain.
Juga foto-foto yang terkait dengan penggalian situs, serta foto-foto lama yang berkaitan dengan situs tersebut. Yang juga menarik adalah adanya patung manusia purba, dan di situ biasanya para pengunjung berfoto dengan latar belakang homoerectus tersebut.