Dalam memperingati Hari Farmasi Sedunian Tahun 2024, para pengurus dan anggota IAI Kabupaten Wonogiri, melakukan senam sehat massal dengan bimbingan instruktur pesenam aerobik.(SM/Bambang Pur)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Memperingati Hari Farmasi Sedunia (World Pharmacists Day) Tahun 2024, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Wonogiri Pimpinan Apoteker Daryono SFarm, Minggu (6/10/24), menggelar sosialisasi Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang).

Dagusibu adalah sebuah program dari IAI, ditujukan kepada masyarakat agar paham mengenai obat dan cara memperlakukannya. Program ini, dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat, terhadap penggunaan obat dengan baik dan benar. Yakni tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan tepat.

Sosialisasi Dagusibu dilaksanakan bersamaan dengan event Car Free Day (CFD) di Ruas Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Dimeriahkan senam sehat massal dan Bakti Sosial (Baksos) membagikan leaflet, serta membagi-bagikan bingkisan suplemen, vitamin dan obat herbal kepada warga masyarakat secara cuma-cuma.

Hari Apoteker Sedunia tepatnya jatuh pada Tanggal 25 September 2024. Peringatan Tahun 2024 dikemas dalam tajuk “Pharmacists: Meeting Global Health Needs” atau Apoteker: Memenuhi kebutuhan kesehatan global.

Hari Apoteker Sedunia, yang diselenggarakan oleh Federasi Farmasi Internasional (FIP), mitra WHO, adalah hari untuk mengakui dan merayakan peran penting apoteker dalam membangun masyarakat yang lebih sehat di mana pun.

Apoteker merupakan bagian penting dari sistem perawatan kesehatan. Menjadi titik kontak pertama, untuk saran kesehatan dan perawatan kesehatan primer, serta menangani kebutuhan kesehatan masyarakat dengan berbagai cara,

Profesi

Sarjana Farmasi Indonesia adalah satu-satunya Organisasi Profesi Kefarmasian di Tanah Air, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor: 41846/KMB/121 Tertanggal 16 September 1965. Nama Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, ditetapkan dalam Kongres VII Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) di Jakarta pada Tanggal 26 Februari 1965, dan merupakan kelanjutan dari Ikatan Apoteker Indonesia yang didirikan pada Tanggal 18 Juni 1955.

Bersamaan dengan peringatan Hari Farmasi Sedunia Tahun 2024, IAI Kabupaten Wonogiri menggelar sosialisasi Dagusibu dengan menyebarkan ratusan leaflet serta membagi-bagikan obat herbal, vitamin dan suplemen secara cuma-cuma kepada masyarakat.(SM/Bambang Pur)

Pada tahun 1955, beberapa apoteker di Jakarta mulai merasakan perlunya suatu organisasi apoteker. Yakni organisasi yang dapat memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan farmasi pada umumnya, dan kepentingan-kepentingan apoteker pada khususnya.

Sehubungan dengan keinginan di atas, pada Tanggal 20 April 1955 dibentuklah suatu Panitia Persiapan untuk mempersiapkan dan melaksanakan pembentukan perhimpunan apoteker nasional. Anggota Panitia Persiapan terdiri Drs E Looho, Drs Liem Tjae Ho (Wim Kalona), Drs Kwee Hwat Djien dan Drs Ie Keng Heng. Tugas dari panitia tersebut untuk menyiapkan Rancangan Anggaran Dasar, nama organisasi, dan lambangnya, Rancangan Anggaran Rumah Tangga dan menyiapkan urgensi program untuk diajukan pada Muktamar I.

Para apoteker Indonesia berhasil melaksanakan Muktamar I pada Tanggal 17-18 Juni 1955 bertempat di Gedung Metropole (Gedung Megaria). Hasil dari Kongres I, mengesahkan nama organisasi “Ikatan Apoteker Indonesia,” mengesahkan lambang, Anggaran Dasar, menetapkan urgensi program, menyusun daftar kebutuhan obat, mengatur distribusi obat dan mempersiapkan industri farmasi.

Juga dilakukan penetapan Pengurus Besar Pertama, terdiri atas Ketua Drs E Looho, Sekretaris Drs Moh Kamal, Bendahara Drs Tio Tiang Hoey. Anggota Drs Yap Tjwan Bing, Drs Liem Tjae Ho, Drs Kho Han Yao, Drs Zakaria Raib. Serta menetapkan Alamat sekretariat di Jalan Teuku Umar 66, Jakarta.(Bambang Pur)