SEMARANG (SUARABARU.ID) –
Siswa Sekolah Dasar (SD) se-Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengikuti kegiatan literasi digital nonton bareng, dengan tema “Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital”.

Kegiatan ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Acara tersebut, disiarkan secara langsung melalui zoom dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang (24/9).

Nobar tersebut digelar guna mengedukasi para siswa agar mengerti soal etika berkomunikasi di media sosial, sesuai perkembangan media sosial yang bisa membawa beberapa risiko. Risiko itu antara lain kekerasan di dunia medsos, seperti cyberbullying, online sexual harassment, serta kemungkinan pelanggaran keamanan data yang berpengaruh pada privasi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat, terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023. Konten tersebut diidentifikasi, diverifikasi dan divalidasi oleh Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika.

Kepala BPSDM Kominfo Yogyakarta Kementerian Kominfo RI, Dr Anton Susanto, SE MT I mengatakan, pendidikan karakter Gen-z di era digital sangat terkait dengan penanaman nilai keberagaman, serta pemahaman akan penggunaan teknologi digital secara baik.

“Risiko yang muncul di tengah tatanan nilai yang bersifat global dan mendisrupsi nilai-nilai luhur budaya dan moral kita sebagai bangsa. Kesempatan untuk menjadi generasi yang glokal (berperan global dengan tetap membawa identitas/nilai-nilai lokal) sangat terbuka luas dan menjadi tantangan gen-Z di masa mendatang,” kata Anton.

Badan Statistik pusat mencatat, mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z. Jumlah generasi Z saat ini, sebanyak 27,94% yang berkisar 68 juta dari total populasi. Generasi Z adalah generasi digital yang sangat aktif dengan dunia media sosial. Karena hampir setiap hari tidak lepas dari gadget yang sering digunakan untuk berkomunikasi.

Generasi sekarang ini, memiliki kecenderungan lebih banyak melihat video, daripada membaca. Dunia digital sangat luas dan bebas untuk berekspresi. Pengguna internet, paling banyak didominasi oleh kalangan pelajar.

Pengawas Sekolah Ahli Muda 1. Ketua Tim Kerja Kurikulum dan Kesiswaan SD, Mohammad Aslam SPd mengatakan, Indonesia penuh dengan keanekaragaman budaya. Di mana daerah satu dengan yang lainnya memiliki budaya yang perlu dilestarikan.

“Dunia digital saat ini selain berfungsi sebagai sarana untuk mencari informasi dan berinteraksi dengan komunitas, bisa kita jadikan sebagai salah satu sarana untuk menggali kebudayaan nusantara yang penuh dengan keberagaman. Dan perlu adanya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) lewat proses pembelajaran di sekolah. Karena kegiatan tersebut harus dilakukan secara terprogram dan sistematis yang mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan nasional,” ungkap Mohammad Aslam.

Anggota Mafindo Jogja, A Muhammad Baihaqi menambahkan, dengan adanya literasi digital untuk jenjang SD ini, diharapkan agar para siswa memiliki dasar untuk lebih beretika dan memiliki karakter pribadi yang positif saat menggunakan media sosial.

“Penanaman nilai karakter dalam diri siswa SD sangat penting. Karena dengan adanya literasi digital ini para siswa memiliki wawasan yang luas dalam berinteraksi di media sosial. Karena saat ini, perkembangan dunia digital terlebih media sosial, sangat cepat dan penuh dengan perubahan-perubahan yang tanpa kita sadari,” tutur Baihaqi.

Manfaat kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan generasi muda, khususnya peserta pendidikan tentang pembentukan karakter para pelajar dalam memanfaatkan media sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama siberkreasi memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang pentingnya edukasi menggunakan internet. Ini merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).