Eksotika bangunan Talang Gantung, salah satu daya tarik Desa Wisata Pagak. Foto: R. Widiyartono

Untuk menarik kedatangan wisatawan, maka diselenggarakan berbagai festival. Misalnya Geding Tengah Sawah, Festival Mandi Lumpur, dan berbagai even lainnya.

Desa Wisata Pagak sendiri juga sering mengikuti berbagai kegiatan dan festival yang diselenggarakan daerah lain. Dengan car aini, mereka juga belajar bagaimana mengembangkan desa wisata.

Talang Gantung

Kekhasan Pagak memang banyak. Selain memiliki destrinasi berupa kolam renang, taman, gazebo, dan joglo juga ada potensi yang memang sudah tersedia sebelumnya.

Misalnya, kerajinan pembuatan pithi atau besek kecil. Kalau Anda beli getuk goreng Sokaraja, maka kemasannya adalah besek kecil. Nah, besek serupa itulah yang dibuat oleh para pengrajin di Pagak.

Ibu-ibu dengan ketangkasan dan kecermatannya membuat besek. Mulai dari membuat helai-helai bambu menggunakan pisau, kemudian menganyamnya, menggunting bagian-bagian yang tidak perlu agar hasilnya rapi.

Kemudian ada ketupat yang warnanya hitam keabu-abuan, yang disebut kupat landa. Konon warnanya yang aga bule itulah, yang menjadikannya disebut kupat landa (Belanda). Tetapi sebenarnya adalah proses pembuatannya, dengan mencampur air larutan pembakaran batang padi yang disebut landha. Kupat land aini menjadi suguhan khas Desa Pagak.

Ada lagi ang unik, yaitu bangunan saluran air yang melayang di atas persawahan. Konstruksinya mirip bangunan zaman colonial. Tetapi ternyata, ini bangunan tahun 2009, bertujuan untuk mendistribusikan air agar lebih merata untuk pertanian.

Kolam renang salah satu fasilitas yang tersedia di Desa Wisata Pagak. Foto: R. Widiyartono

Bentuknya yang eksotik, menjadi wisatawan suka berfoto di sawah dengan latar belakang saluran air yang disebut “talang gantung” itu.