SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kepala Bidang Pendidikan Dasar Pondok Pesantren Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Amin Handoyo mengatakan, pihaknya menekankan pentingnya peningkatan kualitas manajemen lembaga. Hal ini mengingat perkembangan zaman yang terus meningkat, terkait teknologi yang semakin pesat.
Hal itu seperti yang dia sampaikan, saat membuka kegiatan halaqah revitalisasi lembaga formal pesantren, untuk melakukan peningkatan mutu pendidikan Islam. Dalam hal ini, Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS), untuk menyusun rencana dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.
”Sekarang ini jika kita tidak mengikuti perkembangan digital, maka akan tertinggal. Kita harus terus melakukan inovasi, dan menyusun rencana sebaik mungkin, untuk mengurangi kemungkinan buruk yang terjadi,” kata Amin dalam keterangannya, Selasa (17/9/2024).
BACA JUGA: Kesbangpol dan FKUB Sumsel Studi Tiru di Kemenag Jateng
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari di Kanwil Kemenag Jateng itu, diikuti 80 peserta Pokja PKPPS dari masing-masing kabupaten/kota se-Jateng.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Pondok Pesantren dan Kesetaraan M. Faturrohim. Ia juga berharap penaataan PKPPS sukses untuk kedepannya.
PKPPS sendiri merupakan program pendidikan non formal, yang diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para santri, untuk mendapatkan ijazah formal.
PKPPS memiliki beberapa jenjang pendidikan, yaitu Jenjang Ula, setara dengan pendidikan dasar (SD/MI), Jenjang Wustha (SMP/MTs) dan Jenjang Ulya (SMA/MA/SMK/MAK). Lulusan dari PKPPS juga bisa mendaftar ke jenjang perguruan tinggi negeri.
Riyan