Misalnya di Pasar Klewer Solo ada tengkleng, di dekat Pasar Gede ada timlo, di Beringharjo ada es dawet, sego empal, gado-gado, nasi soto pithes. Begitu pula di Pasar Johar, kitab isa pilih soto ayam, nasi goreng, ayam geprek, ayam penyet, bahkan ada dua warung sate kambing. Minuman khas juga ada seperti es gempol.
Bangunan terakhir adalah Pasar Johar Selatan, yang peruntukannya buat pedagang hasil bumi di lantai I, daging dan buah di lantai II, dan los untuk UMKM/ekonomi kreatif di lantai III.
Yang unik, khusus untuk bangunan Pasar Johar Selatan ini juga disediakan lift untuk naik ke lantai atas. Jadi pengunjung tidak capek. Di lantai III UMKM menggelar produknya, pakaian, aksesoris, bahkan ada juga karya berupa lukisan-lukisan.
Pasar Johar kini memang sudah direvitalisasi. Pasar Yaik yang ada di samping kiri Pasar Johar sudah dirobohkan, dan dikembalikan sebagai Alun-alun Semarang. Hanya saja, Alun-alun kini dibangun semacam bunker yang di bagian dalamnya untuk berjualan berbagai jenis pakaian, tas, Sepatu, dan Sebagian untuk tempat parkir. Kemudian bagian atasnya yang berfungsi sebagai alun-alun, persis di depan Masjid Besar Kauman, sebuah bangunan yang sudah ada sejak tahun 1890.
Jadi lengkaplah sudah, bila wisatawan sudah menikmati keindahan bangunan colonial di Kota Lama, lalu berjalan sejenak ke Pasar Johar untuk menikmati sajian kulier dan membeli oleh-oleh, lalu bisa melakukan shalat di Masjid Besar Kauman yang sejuk.
Mari berwisata ke kota Semarang.
R. Widiyartono