BLU Trans Semarang melakukan penandatanganan kerjasama pembayaran tiket dengan perbankan di kantor BLU Trans Semarang Tambak Aji, Selasa 27 Agustus 2024. Foto: BLU Trans Semarang

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Trans Semarang terus melakukan pengembangan inovasi guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Kali ini inovasi yang dilakukan terkait pembayaran tiket bus.

Setelah sebelumnya pembayaran tiket dikerjasamakan dengan BNI dan BRI menggunakan cara e-money, kini Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang menambah dua bank baru untuk pembayaran non tunai, yaitu Bank Mandiri dan BCA.

“Kita sekarang menggandeng bank lain agar masyarakat lebih mudah melakukan pembayaran tiket bus Trans Semarang, selain BNI dan BRI kini menambah Bank Mandiri dan BCA,” kata Kepala BLU Trans Semarang, Haris Setyo Yunanto, saat acara penandatanganan kerjasama, Selasa 27 Agustus 2024.

Lebih lanjut Haris menjelaskan, dengan 4 bank yang menjadi rekanan Trans Semarang dalam sistem pembayaran tiket, semakin menggalakkan pihak BLU untuk mengalihkan sistem pembayaran yang dulunya tunai menjadi digital ke depannya.

“Kita terus mendorong (pembayaran) ke non tunai, selain pakai e-money dari 4 bank ini, pembayaran sebelumnya juga bisa menggunakan QRIS dan GoPay,” katanya.

Mayoritas Masih Pakai Tunai

Walau begitu dirinya tidak memungkiri kalau sekarang ini warga masyarakat mayoritas masih suka melakukan transaksi pembayaran tiket menggunakan tunai langsung.

Sementara itu, PT. Nusantara Global Inovasi (NGI) selaku rekanan Trans Semarang yang menyediakan alat pencatat non tunai, setelah adanya kerjasama tersebut akan melakukan update sistem pembayaran dengan tambahan dua bank yang baru saja bekerja sama.

“Nanti alatnya akan kita update sistemnya, untuk menggunakan e-money sebelumnya kan cuma bisa dua (BNI & BRI) sekarang ditambah dua lagi (Mandiri & BCA),” kata Co Founder PT. NGI, Dody Andiawan.

Dirinya menjelaskan, hingga kini pihaknya telah menyediakan 250 mesin EDC (alat pembayaran non tunai) di setiap armada bus Trans Semarang yang beroperasi.

Hery priyono