Warsito dan Susilo pekerja bangunan asal Demak bersaing kompetitif dengan peserta lainnya pada lomba pemasangan keramik yang diadakan Sika Indonesia di Metro Center, Kota Semarang, Ahad 26 Agustus 2024. (Foto: Diaz Abidin)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Warsito dan Susilo, pekerja bangunan asal Kabupaten Demak masuk dalam grup 11 lomba pemasangan keramik, yang digelar Sika Indonesia, di Metro Center, Kota Semarang, Ahad 26 Agustus 2024.

Dalam lomba pemasangan keramik oleh Sika Indonesia itu, keduanya bersaing kompetitif dengan 43 grup lain. Setiap grup berisi dua orang. Adapun total terdapat 44 grup, artinya ada 88 peserta.

Mereka berasal dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah, di antaranya Kota Semarang, Kendal, Demak, Magelang, Jepara, hingga Cilacap.

Sebelum lomba pemasangan keramik dimulai, para peserta mengikuti paparan video oleh Sika Indonesia dan praktik langsung dari instruktur. Peserta melihat alur bagaimana membuat adonan semen yang tepat tidak encer ataupun terlalu kental.

Selanjutnya, diperlihatkan bagaimana cara dan urutan memasang keramik dinding dangan panduan 3R, yakni Rapat, Rapi, dan Rekat. Teknik yang benar, akan memaksimalkan hasil yang rapi, dan awet.

Warsito dan Susilo fokus pada kerapian sejak penempelan adonan semen pada dinding dan bawah keramik. (Foto: Diaz Abidin)

Lomba dimulai, semua peserta mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Termasuk Warsito dan Susilo pada bilik 11, mengenakan sarung tangan, masker, kacamata, helm, dan sepatu.

Warsito dan Susilo, menjalankan peran masing-masing. Seorang menjadi tukang, satu lainnya menjadi helper atau asisten. Keduanya saling berkomunikasi dalam proses pemasangan keramik dari tahap awal hingga akhir.

Selain memahami panduan, kerja sama yang kompak, juga menentukan proses yang apik. Dimulai dari proses membuat adonan semen yang diaduk dengan 6 liter air, serta satu liter air untuk opsional tambahan. Semen diaduk dalam ember menggunakan alat penggerak listrik.

Warsito dan Susilo tampaknya sudah terbiasa dengan tahapan proses-proses pemasangan keramik dinding dengan runtut dan benar. Keduanya tak terburu-buru, sehingga kerapian menempelkan adonan semen dan membuat alur di dinding, serta alas keramik membedakan dari hasil para peserta yang lainnya.

“Semennya kurang tebal mas,” kata seorang instruktur memberi saran.

Saran itu diterima dengan bijak oleh Warsito dan Susilo. Kemudian alur yang sudah rapi dibuat, lantas ditambal dan dialur seperti semula, namun dengan hasil ketebalan yang bertambah.

Dalam lomba pemasangan keramik itu, tidak dicari pemenang yang tercepat meskipun ada batasan waktu untuk kompetisi sebagai standar. Hasil dan kerapian menjadi penilaian yang penting.

Apa yang dilakukan Warsito dan Susilo membuahkan hasil. Pasangan di grup  11 asal Demak ini berhasil menyabet juara 1 dengan hadiah Rp3,5 juta. Uniknya pada posisi kedua, juara didapat juga oleh peserta dari grup 12 asal Demak lainnya yakni Agung Rudianto dan Sakdullah. Adapun juara ketiga, didapat regu 43 dari Kendal yakni Asmawi dan Sakur.

“Hasilnya Alhamdulillah tidak menyangka bisa juara. Tadi hanya fokus pemasangannya agar hasilnya rapi. Prosesnya memasang keramik itu sabar,” kata Warsito, yang mengaku spesialis pada pemasangan keramik selama 20 tahun.

Ajang lomba pemasangan keramik ini penting untuk meningkatkan keterampilan pekerja bangunan di Indonesia. (Foto: Diaz Abidin)

Marketing Manager Sika Indonesia Irene Yulientine mengungkapkan, ajang tersebut sudah menjadi komitmen perusahaan sebagai bagian dari apresiasi SIka Indonesia kepada pekerja bangunan.

Dari ajang itu, perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan keterampilan para pekerja bangunan sebagai pahlawan pembangunan.

“Ini tidak hanya sekali, akan tetapi sudah menjadi program tahunan. Tahun ini kita komitmen adakan di Semarang, Gresik, dan Bekasi. Setiap tahun diadakan biasanya periodenya di sekitar semester kedua,” kata dia.

Dalam kompetisi adu keterampilan memasang keramik itu, kata dia, penilaian ditentukan pada kerapiannya seperti tegak lurus, prosesnya seperti apa, hingga kerekatannya.

“Misalnya, kalau kita pasang keramik di rumah. Kalau hasilnya tidak rata dan tidak bagus, maka bila ingin menggantinya harus cari keramik dengan model yang sama di tahun-tahun kemudian akan susah. Akhirnya harus ganti keramik semua, jadi kalau pasang keramiknya betul, rapi, rekat, itu akan tahan lebih lama,” kata dia.

Adapun juri penilai didatangkan dari Sika Internasional satu orang, dua lainnya supplier keramik, dan satu lainnya dari SMK.

Para juara lomba pemasangan keramik yang digelar Sika Indonesia berpeluang  untuk adu keterampilan lintas negara di China November 2024 mendatang. (Foto: Dok)

Berkompetisi di China

Irena bilang, apresiasi untuk para pemenang masih berlanjut. Pemenang akan terbang mewakili Sika Indonesia berkompetisi secara global di China, pada November 2024. Mereka akan berkompetisi dengan pekerja bangunan dari negara lainnya.

Meski demikian, Warsito dan Susilo harus bersaing kembali secara nasional di Bekasi. Keduanya harus menaklukkan para wakil terbaik dari Jawa Barat dan Jawa Timur, untuk bisa terbang ke Negeri Tirai Bambu.

“Yang berangkat ke China prosesnya nanti biasanya ada tiga grup juara. Dua grup akan ke Bekasi dahulu untuk bersaing tingkat nasional, satu menjadi cadangan misalnya sakit atau kondisi yang lain. Jadi yang dari Semarang (Jawa Tengah) ini dua grup, nanti akan bertanding lagi di Bekasi,” kata Irene.

Diaz Abidin