SAMPANG(SUARABARU. ID): Kegiatan KKN dimulai dari tanggal 05, Juli 2024 hingga 30, Juli 2024 di Desa Sokobanah Daya. Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang adalah salah satu desa yang memiliki lahan pertanian yang begitu luas, sehingga sebagian masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Lahan pertanian di Desa Sokobanah Daya sendiri sebagian besar ditanami padi, jagung, dan berbagai macam sayur.
Wildan Rolis Andika selaku ketua KKN kelompok 10 UTM menyatakan bahwa masyarakat Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Madura sangat antusias dengan adanya kegiatan pemanfaatan limbah sekam padi menjadi pupuk organik yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Universitas Trunojoyo Madura Kelompok 10, Pada hari Minggu (14/07/2024) yang dilaksanakan di Dusun Lembung, Desa Sokobanah Daya. Adanya kegiatan tersebut dapat mengatasi permasalahan masyarakat, dimana masih banayak lahan pertanian yang tidak dimanfaatkan dengan baik dikarenakan terkandala pasokan pupuk, dan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Tifany Faradiva yang merupakan salah satu mahasiswi dengan jurusan agroteknologi mengatakan bahwa pupuk organik dari arang sekam padi dapat meningkatkan unsur hara dalam tanah dan meningkatkan daya serap serta daya ikat tanah pada air. Bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik dari arang sekam padi diantaranya, sekam padi, tanah, drum logam, kayu, dan sekop. Mahasiswa KKN berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi ini dapat memanfaatkan limbah sekam padi menjadi pupuk organik yang dapat meningkatakan unsur hara pada tanah.

Kegiatan Sosialisasi pembuatan Pupuk dengan Masyarakat Dusun Lembung

Proses pembuatan pupuk oranganik dari arang sekam padi yaitu, yang pertama, siapkan alat dan bahan seperti, tungku dari kaleng bekas atau drum logam, dan nyalakan tungku dengan sabut kelapa atau kayu, yang kedua, letakkan sekam padi pada sekitar tungku dan biarkan panas asap dari tungku membakar sekam hingga berwarna hitam, yang ketiga, setelah menghitam dan mendingin campurkan dengan tanah dan kotoran sapi atau kambing dengan perbandingan 1:1, yang keempat, setelah tercampur letakkan pada polibage dan berikan bibit sayuran seperti, cabe, pakyoy, dan lain-lain.

Menurut Mustofa, selaku Kepala Dusun Lembung sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dikarenakan banyakanya limbah sekam padi yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, Mustofa juga mengatakan bahwa “di Dusun Lembung sendiri masih kekurangan pupuk”. Masyarakat sendiri juga mengatakan bahwa dengan adanya praktek pembuatan pupuk organik dari arang sekam padi dapat diaplikasikan secara langsung ketanaman masyarakat.
Salah satu warga Dusun Lembung yang bernama Diana mengatakan bahwa “dengan adanya kegiatan sosialisasi dan praktek secara langsung memberikan pengetahuan baru untuk warga bahwa limbah sekam padi dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai pupuk organik”.

Penulis: Afrina Syarifatul Amaliyah, Revi Putri Dwi Anjani, dan Tim KKN Kelompok 10 Universitas Trunojoyo Madura