blank
Suasana yudisium dan promosi doktor studi pembangunan Fid UKSW. Foto: UKSW

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Lima mahasiswa Program Studi (Prodi) Doktor Studi Pembangunan (DSP) Fakultas Interdisiplin (FId) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), dinyatakan lulus dalam gelaran Yudisium dan Promosi DSP pada  Rabu (17/7/2024).

Berlangsung di Ruang Probowinoto Gedung G UKSW, kelulusan ini menandai bertambahnya jumlah doktor yang lulus dari Prodi DSP UKSW menjadi sebanyak 84 orang.

Kelima promovendus tersebut yaitu Stepanus Makambombu, Danny Wibowo, Dominggus Alexander Agusto Rupiassa, Petrus Christian Mboeik, dan Anton Petrus Weliand Nomleni. Kelimanya dinyatakan layak menyandang gelar doktor dengan predikat Terpuji dan Sangat Memuaskan.

Dalam upacara yudisium ini, setiap promovendus berkesempatan menyampaikan disertasi penelitiannya di hadapan para promotor, ko-promotor, dan penguji yang hadir yaitu Prof. Daniel D. Kameo, Ph.D., Dr. Royke R. Siahainenia, Dr. Wilson M.A. Therik, Pdt. Izak Lattu, Ph.D., Dr. Sri Suwartiningsih, Titi Susilowati Prabawa, Ph.D., dan Prof. Dr. Gatot Sasongko. Dalam kesempatan ini turut hadir penguji eksternal yaitu Dr. Posma Sariguna Hutasoit dari Universitas Kristen Indonesia.

Dominggus Alexander Agusto Rupiassa lulus dengan disertasinya berjudul “Kokorov: Komunikasi dan Resiliensi Suku Kuri dalam Dinamika Politik Lokal di Kabupaten Kaimana”. Membawakan topik unik, ia memperkenalkan bentuk komunikasi tradisional berupa gelang berbahan serat kayu bernama Kokorov dan kaitannya dalam ajang pemilihan partai politik.

Mengandalkan pendekatan etnografi, Dominggus menemukan tradisi tersebut sebagai proses ritual bersifat lisan yang telah mengakar kuat pada masyarakat adat. Kemajuan zaman dan kepentingan politik lantas menimbulkan pergeseran makna tradisi sebagai surat tradisional menjadi surat politik. Hal ini, lebih lanjut ia sampaikan, berpengaruh dalam pembangunan berkelanjutan masyarakat Papua dan mengharapkan tidak terjadinya kerusakan pada alam, budaya, dan tradisi yang telah dihidupi.

Menjawab isu nasional

Selain itu, Petrus Christian Mboeik menghasilkan penelitian menarik lainnya berjudul “Stunting “. Kehamilan di Luar Nikah, Gaya Hidup, dan Masalah Kebijakan Intervensi. Studi di Kecamatan Kuatnana, Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT)”. Hasil penelitian ini menghadirkan solusi bagi Kabupaten TTS yang merupakan provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia.

Menggunakan kajian yang berbeda dari kebanyakan penelitian lainnya, pria kelahiran Kupang ini mengkaji penelitian berdasarkan aspek sosial-budaya. Menurutnya, diperlukan pelaksanaan kebijakan yang nyata dan terstruktur dalam melakukan aksi pencegahan dini stunting melalui usaha kolaboratif dalam peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku, dan pembangunan ekonomi masyarakat setempat.