KH. Aly Masykur (tengah), bersama pengurus PAC GP Ansor Tahunan.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Tahunan, Jepara menggelar istigosah rutin di Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan, Selasa, (16/7/2024).

Istigatsah 10 Muharram di Masjid Mantingan.

Acara yang dipimpin langsung oleh Rais Syuriyah MWC NU Tahunan, KH. Ali Masykur ini dihadiri Ketua PAC Ansor Tahunan, Ircham Andy Yahya, Ketua Pembina PAC GP Ansor Tahunan, Abdur Rosyid, serta seluruh anggota PAC GP Ansor Tahunan, dan para sesepuh Ansor.

Dalam kesempatan itu Ircham Andy Yahya mengatakan bahwa acara mujahadah di malam 10 Syuro ini sebagai ajang silaturahim antara pengurus PAC saat ini dengan para pengurus senior di wilayah Tahunan.

Pengurus PAC GP Ansor Tahunan.

“Istigostsah tiap malam 10 Syuro ini merupakan program warisan yang sudah berjalan puluhan tahun dimulai dari para senior Ansor PAC Tahunan. Kegiatan ini kita iteruskan sebagai tradisi yang baik dan harus tetap dilanjutkan”, ujar pria yang akrab disapa Andi.

Sementara itu, Ketua Pembina Ansor Tahunan Abdur Rosyid, menjelaskan bahwa kaderisasi kepengurusan di PAC Tahunan saat ini berjalan baik, ada 80% wajah baru yang diamanati sebagai pengurus baru.

“Perlu diingat bahwa Ansor merupakan penerus Nahdlatul Ulama di masa depan. Di Ansor para kader digembleng memperkuat mental, berjuang dan meluangkan waktu berkhidmah pada masyayikh NU”, terang sesepuh Ansor Tahunan yang biasa disapa Mbah Rosyid.

Mbah Rosyid juga menambahkan, GP Ansor Tahunan tidak perlu terlibat isu-isu yang sedang viral saat ini terutama soal Ba’alawy.

“Hormat habib itu bagus tapi hormat kiai yang mengajari kita lebih bagus lagi. Begitupun menziarahi makam wali itu bagus tapi lebih wajib lagi menziarahi makam orang tua kita sendiri”, tegas Mbah Rosyid.

Dalam mauidhoh hasanah, Kiai Aly Masykur sedikit menyinggung soal Pilkada Jepara. Pengasuh Pesantren API Tahunan ini berpesan agar Ansor bisa melek informasi, bisa menyerap dan menyaring secara tepat.

“Kader Ansor harus paham peta politik baik di provinsi maupun kabupaten. Karena sekarang yang muncul hanya orang kaya dan pemodalnya saja”, kata Kiai Aly.

“Jangan hanya bergantung pada politik uang. Miris bagaimana Indonesia yang sudah merdeka 85 tahun dengan mempertaruhkan jutaan nyawa pejuang sekarang tergadai”, beber alumni Pondok API Tegalrejo Magelang tersebut.

ua/bagus/muhajir