SEMARANG (SUARABARU.ID)– Satria Yuristia Graha Saputra selama ini dikenal sebagai pemain andal dalam dunia kicauan, khususnya Anis Merah. Namun pada 2023, dia mulai merambah ke dunia kicauan ekor panjang Murai batu, dengan men-take over Murai Batu yang diberi nama ‘Bulldozer’.
Menurutnya, Bulldozer awalnya dimiliki Slamet Widodo, dari markas Mytal Bird Farm. Di hari ulang tahun Satria Yuristia Graha Saputra pada 2023, dia memutuskan untuk mengambil alih burung itu. Bulldozer yang sebelumnya dirawat seorang perawat di Boyolali, langsung dibawa pulang ke Semarang.
”Bulldozer kemudian kami dipindahkan ke tempat perawatan di Bandit Mastering Semarang, yang dimiliki Mbah Topik. Di bawah perawatan yang intensif dan profesional, Bulldozer mulai menunjukkan perkembangan yang positif,” kata Satria, dalam keterangannya di Semarang, belum lama ini.
BACA JUGA: Visitasi ke Desa Wisata Bangowan, Kemenparekraf Minta Genjot Promo di Medsos
Diungkapkan juga, setelah peralihan perawatan, Bulldozer mulai mengikuti perlombaan dan berhasil meraih Juara III. Namun setelah perlombaan itu, burung ini mengalami mabung (ganti bulu-red), yang merupakan proses alami bagi burung kicauan.
”Setelah proses mabung yang kedua selesai, Bulldozer kembali ke arena lomba dan berhasil meraih Juara II, di Gantangan CBS Jr MBC Mranggen. Prestasi ini memberikan harapan dan keyakinan, Bulldozer memiliki potensi besar untuk meraih lebih banyak penghargaan di masa mendatang,” imbuhnya.
Bagi Satria, pencapaian Bulldozer ini merupakan titik positif yang sangat berarti. Dia berharap ke depannya Murai Batu andalannya ini, dapat terus menunjukkan prestasi yang gemilang. Dia pun ingin dekat dan bersahabat dengan para senior pemain Murai Batu lain, serta menikmati kebersamaan di sela-sela perlombaan.
”Dengan semangat dan dedikasi, kami ingin menunjukkan bahwa, dengan perawatan yang tepat dan tekad yang kuat, prestasi dalam dunia kicauan bisa diraih oleh siapa pun. Baik itu pendatang baru maupun pemain lama. Bulldozer adalah bukti nyata dari kerja keras dan kecintaan kami terhadap dunia kicauan,” terang Satria.
Dr Prie