SALATIGA (SUARABARU.ID) – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) melalui Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) kembali menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Indonesia Technology-Enhanced Language Learning (iTELL) 2024, sebuah perhelatan bergengsi bertajuk “Multimodal Approaches to Language Learning: Integrating Technology and Creativity.”
Konferensi internasional ini berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (3-4/6/2024), di Balairung Universitas dan dibuka secara resmi oleh President iTELL Dr. Anuncius Gumawang Jati, M.A., dengan pemukulan gong.
Konferensi iTELL sendiri merupakan sebuah asosiasi yang menjadi rumah bagi para pendidik, praktisi, dan cendekiawan bahasa. Mereka memiliki minat yang tinggi terhadap penggunaan teknologi digital untuk menciptakan transformasi dan inovasi dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa. iTELL berdedikasi pada penelitian, pengembangan, dan implementasi praktis dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran bahasa.
Wadah kolaborasi
Conference Chair Frances Sinanu, M.A., menyambut para peserta dengan antusias. “Selamat datang di UKSW, Salatiga, dan Konferensi iTELL. Senang rasanya bisa kembali ke sini, di UKSW, tempat lahirnya iTELL pada tahun 2016. Kami sangat senang, begitu banyak yang antusias untuk bertemu langsung setelah sekian lama mengikuti webinar dan pertemuan online,” ungkapnya.
Dikatakan, konferensi iTELL 2024 tidak hanya menjadi ajang pertemuan, tetapi juga wadah untuk kolaborasi berkelanjutan. “Kami menginginkan konferensi ini tidak hanya sekadar ajang bertemu, tetapi juga bermanfaat bagi peserta. Tahun ini, diadakan iTELL Collabs di mana peserta bisa bertemu dengan peserta lain dan menemukan ide-ide baru untuk kolaborasi berkelanjutan,” jelas Dosen FBS ini.
Konferensi ITELL 2024 menghadirkan berbagai sesi paralel di mana 280 pendidik, praktisi, dan akademisi memaparkan karya ilmiahnya. Peserta berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Salatiga, Jakarta, Malang, Palembang, Makassar, Balikpapan, Surabaya, Bandung, hingga luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. Selain sesi paralel, kegiatan Conference Dinner & Culture Night, poster session and app demo turut mengisi iTELL 2024.
Dekan FBS, Drs. Agastya Rama Listya M.S.M., Ph.D., l mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk menyukseskan konferensi ini. “Harapannya, semangat iTELL menghadirkan para peneliti yang memiliki passion di bidang teknologi tidak akan pernah padam. Semoga konferensi ini dapat memberikan pencerahan bagi para dosen, guru, dan semuanya,” katanya.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi yang tinggi, Konferensi iTELL 2024 diharapkan mampu membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan bahasa, dalam memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan kreatif.
Literasi Multimodal di Era AI
Konferensi iTELL dibuka dengan keynote address dari President iTELL Dr. Anuncius Gumawang Jati, M.A., yang membahas “Multimodal Literacy in the Age of AI”. Gumawang menyoroti pentingnya literasi multimodal di era digital saat ini, di mana komunikasi tidak hanya mencakup berbicara dan menulis, tetapi juga visual, aural, gestural, dan spasial.
“Multimodalitas menggabungkan salah satu dari lima model komunikasi dalam satu media. Kita harus merespons perubahan ini dengan cepat,” ungkapnya.
Gumawang menjelaskan, literasi multimodal dapat meningkatkan pemahaman membaca, mendengarkan, kemampuan mengingat kosakata, serta motivasi siswa. Ia juga memaparkan langkah-langkah praktis untuk mengintegrasikan tampilan dan representasi multimodal ke dalam praktik di kelas.
Plenary Session oleh Davide Guarini Gilmartin dari British Council Vietnam turut menjadi sorotan utama dalam acara ini. Dalam sesi yang dimoderatori oleh Teacher Professional Development Dr. Finita Dewi, S.S., M.A., ini Gilmartin membahas temuan dari laporan British Council tentang “Artificial Intelligence and English Language Teaching: Preparing for the Future.”
Dengan pengalaman hampir 24 tahun sebagai teacher educator, Gilmartin mengajak peserta untuk berdiskusi tentang penggunaan AI dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris serta tantangan yang dihadirkannya.
Dalam dua hari, plenary session dilakukan sebanyak empat kali, dengan menghadirkan Made Hery Santosa dari Universitas Pendidikan Ganesha dengan tajuk materi “Generative vs. Creative: The Crux of Multimodal Approaches in Language Learning in the Omnipresent Technology Era”, Neny Isharyanti dari UKSW dengan tajuk materi “Understanding and Interpreting Teachers’ TPACK for Teaching Multimodality in the Digital Age”, dan Colm Downes dari EnglishScore Indonesia dengan materi “Advancing Academic English through AI: Integrating Technology and Creativity”.
Salah satu peserta, Debora Hursepuny dari Yayasan Taman Pendidikan dan Pengajaran Ujung Pandang mengungkapkan kekagumannya terhadap materi yang disampaikan. “Materi sangat luar biasa. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dosen dan pengajar untuk mengetahui perkembangan IT dalam pendidikan bahasa,” ujarnya.
Debora juga berbagi tentang materi yang didapatkannya mengenai bagaimana teknologi digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di salah satu SMP di Salatiga, di mana siswa diajarkan membuat karya sendiri menggunakan Canva.
Ning S