WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Keluarga Besar ASRI (Alumni Siswa Wonogiri), Sabtu (29/6/24), menggelar reuni. Acara temu kangen ini digelar di New Lodji Coffe & Resto, di Desa Pare Tandon, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Event ini dikemas dengan tajuk ”Merajut kenangan meraih persaudaraan abadi melalui reuni.” Melantunkan bersama nyanyian: ”Helo, helo, helo….bersyukurlah kami.”
Reuni adalah kata serapan dari bahasa Inggris reunion yang berasal dari 2 kata. Yaitu re dan union. Re artinya kembali sedangkan union berarti bersatu. Reuni Keluarga Besar ASRI, merupakan pertemuan kembali para mantan teman sekolah sewaktu duduk di bangku SMP Angkatan 1969 dan SLA Tahun 1972.
Reuni di New Lodji Coffe & Resto tersebut, menjadi pertemuan kembali setelah berpisah selama 55 tahun selepas lulus dari bangku SMP Wonogiri. Yang usianya sekarang telah mencapai 69-71 tahun. Sudah menyandang predikat Adi Yuswa, berstatus sebagai Eyang karena telah memiliki cucu.
Meski demikian, momentum pertemuan kembali dalam reuni, bagai memberikan daya new spirit atau semangat baru. Kembali bersemangat mengenang masa-masa saat masih imut-imut, menjadi siswa-siswi ketika bersekolah, yang waktu itu penuh canda ria tanpa beban kehidupan.
Itu sebagaimana syair dalam Lagu ”Kisah Kasih di Sekolah.” Lagu lawas yang diciptakan oleh Obbie Messakh, dan populer dibawakan oleh Chrisye di Tahun 2002. Yang menceritakan momen indah saat masa-masa sekolah.
Acara reuni dibuka dengan sambutan dari Ketua ASRI, Suharno. mantan insan Pamong Praja dengan jabatan Sekretaris Camat (Sekcam) ini, menyampaikan slogan kebersamaan sesama rekan. Yakni Paseduluran Saklawase (bersaudara selamanya). Dengan sesanti Bila ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Bila ada umur panjang, boleh kita berjumpa lagi.
Lentho
Ikut memberikan sambutan, Pembina ASRI, Gunadi, yang datang dari Jakarta dan mengatakan, reuni menjadi ajang silaturahmi temu kangen. Disamping pertemuan yang setiap saat dapat dilakukan melalui WA Group. Dari Jakarta, juga hadir Rosyid Wibowo, Semedi, Hermadi, Edy Darmodjo dan lain-lain. Juga hadir dari Yogyakarta, Tri Budi. Tampil sebagai Pemandu Doa, Ustadz H Sugeng dari Surakarta.
Panitia Reuni, Wiwiek Widwiharsi, menyatakan, anggaran penyelenggaraan reuni ditanggung oleh rekan-rekan dari Jakarta. Yang dari Surabaya dan Semarang, peduli membagikan baju seragam dan sarung. Sebagian lainnya, peduli menyediakan doorprize. Semuanya ini, dilakukan untuk membuat kenangan kepada sesama teman.
Reuni yang dikemas dari kita untuk kita ini, mengundang peduli dari sejumlah rekan yang ringan membawa oleh-oleh berupa aneka makanan. Termasuk makanan tradisional Letho, Bakpia dan Ubi Rebus. Letho (gorengan berbahan parutan singkong campur kacang tolo) dan Ubi Rebus, merupakan makanan nostalgia yang dulu menjadi jenis pilihan jajanan sewaktu masih jadi siswa, disamping Bakmi Pentil dan Pecel Gendar.
Para anggota ASRI banyak yang menemukan sukses. Ada yang menjadi Perwira Tinggi (Pati) berpangkat Jenderal Bintang Tiga, pengusaha transportasi dan tambang, wiraswasta, desainer, pengusaha salon dan jasa travel, Guru Besar menyandang Gelar Profesor dan lain-lain.
Mereka larut dalam reuni, mengenang nostalgia masa menjadi siswa. Mensyukuri anugerah bahagia sehat di hari tua. Riang ria, dengan meneriakkan yel-yel: ”Seduluran Saklawase. ASRi Yes.” Secara bergiliran maju menyumbangkan lagu.
Bambang Pur