blank
Petani jagung desa Tobo Kecamatan Jati Ngocori air dengan Ceret. Sabtu, 29 Juni 2024. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARU.ID) — Petani di Desa Tobo Kecamatan Jati Kabupaten Blora, mengoncori jagung  (menyiram) menggunakan ceret teko plastik berisi air. Pemandangan itu tampak pada hari Sabtu (29/6/2924).

Petani terpaksa menyirami tanaman jagungnya karena Blora sudah jarang turun hujan, sehingga petani mulai kekurangan air untuk menyiram tanaman jagung, agar bisa tumbuh subur.

Petani jagung warga desa Tobo, Sardi mengatakan untuk mengolah pertanian jagungnya dengan baik, perlu disiram air secara berkala

“Sehingga dengan pertumbuhan tanaman jagung yang baik akan menghasilkan peningkatan produksi jagung di Tobo sini,” ujar Sardi.

Sardi merasa senang ada pendampingan kepada petani dalam penyiraman dan pemupukan jagung. “Bisa menambah semangat untuk ngocori dan nyiram jagung bersama pak Babinsa,” kata Sardi.

Sementara itu, Babinsa Koramil 11/Jati Kodim 0721/Blora Sertu Suparji melaksanakan saat ini melakukan pendampingan kepada petani dalam penyiraman dan  pemupukan jagung milik Sardi di desa Tobo Kecamatan Jati.

Dalam menyukseskan program Pemerintah, kata Sertu Suparji, untuk  mewujudkan ketahan pangan, jagung merupakan komoditi pertanian yang memiliki potensi sangat besar untuk di kembangkan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

“Hal ini juga menjadi dorongan Babinsa membantu petani warga Desa binaan untuk  melakukan perawatan terhadap tanaman jagung tersebut,” ucap Sertu Suparji.

Lebih lanjut, Sertu Suparji mengatakan bahwa kegiatan pendampingan pertanian ini dilaksanakan terhadap petani warga desa binaannya ini yakni membantu petani melakukan pendampingan penyiraman pupuk yang berada di sekitar tanaman agar tanaman jagung tersebut dapat tumbuh dengan subur.

“Dengan melakukan perawatan secara terus-menerus harapannya tanaman jagung akan berkembang dengan baik sehingga menghasilkan jagung yang berkualitas sesuai dengan harapan,”  imbuh Babinsa Sertu Suparji.

Pada kesempatan itu,  Babinsa menyebutkan bahwa Babinsa sebagai motor penggerak dalam mensukseskan ketahanan pangan selalu memberikan dorongan, baik tenaga maupun pengetahuan kepada petani agar mereka bisa mengolah pertaniannya dengan baik.

“Sehingga dengan pertumbuhan pertanian yang baik akan menghasilkan peningkatan produksi pangan guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” tandas Sertu Suparji.

Kudnadi Saputro