Kepala Bapas Semarang, Sarwito saat membuka kegiatani bmbingan kepribadian bagi klien Pemasyarakatan (25/6/2024). Foto: Humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Balai Pemasyarakatan (Bapas) Semarang menyelenggarakan bimbingan kepribadian bagi klien Pemasyarakatan, Selasa (25/6/2024).

Kasi Bimbingan Klien Dewasa, Aditya Sarjana Putra selaku ketua panitia pelaksanaan bimbingan kepribadian menyampaikan, kegiatan bimbingan kepribadian ini dilakukan dengan metode ceramah interaktif yang disampaikan oleh Ketua Yayasan Sosial Islam Al Fenaya, HM Puryanto.

Kegiatan diikuti oleh 20 orang peserta yang merupakan klien Pemasyarakatan yang saat ini sedang dalam bimbingan Bapas Semarang.

“Tingkatkan Keimanan dan Ketaqwaan, Wujudkan Klien Pemasyarakatan Produktif” menjadi tema kegiatan bimbingan kepribadian kali ini. Tema ini sejalan dengan upaya Bapas Semarang sebagai unit pelaksana teknis dibawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham untuk terus mewujudkan klien Pemasyarakatan yang produktif.

Kepala Bapas Semarang, Sarwito.saat membuka kegiatan menyampaikan, dengan mengikuti kegiatan bimbingan kepribadian diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi klien Bapas. “Tentu saja muaranya adalah agar klien menyadari kesalahannya, tidak mengulangi kesalahan yang sama, memiliki motivasi untuk berbuat lebih baik, serta menjadi insan yang produktif,” ungkap Sarwito.

Sementara itu HM Puryanto sebagai narasumber pada kegiatan mengingatkan kepada peserta bimbingan agar terus berfikir positif dalam mengarungi kehidupan, karena Allah SWT sudah mengatur rezeki seluruh makhluk yang ada di dunia ini.

“Jangankan kita yang diberi akal fikiran, hewan yang tidak diberi akal saja sudah diatur rezekinya oleh Allah SWT. Bayangkan saja, hewan cicak yang tidak memiliki sayap, padahal makanannya adalah serangga atau nyamuk yang rata-rata memiliki sayap, itupun sudah diatur rezekinya. Sehingga mereka bisa memakan serangga atau nyamuk tersebut, meski tidak memiliki sayap,” terang Puryanto.

Puryanto juga menyampaikan bahwa sebagian masyarakat masih belum bisa menghilangkan stigma kepada para mantan narapidana. “Jangan jadikan alasan kita untuk kembali pada kehidupan atau lingkungan yang salah. Seperti ikan yang hidup di lautan. Meskipun airnya asin, namun ikan itu tetap tawar. Baru setelah ikan itu mati, dia menjadi ikut asin. Selama keimanan masih hidup dalam sanubari kita, InsyaAllah kita tidak akan mudah terpengaruh oleh hal negatif,” tuturnya.

Puryanto pada kesempatan tersebut mengajak seluruh klien Pemasyarakatan yang menjadi peserta bimbingan untuk terus berbuat kebaikan. Dirinya mengutip QS Hud 114, “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus berbagai kesalahan,” ucapnya.

Ning S