SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes), menyosialisasikan Literasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), dalam Modul Pembelajaran kepada guru PAUD ABA Kota Semarang, di TK ABA 38 Semarang, Sabtu (15/6/2024).
Tim PkM Unnes terdiri dari Ketua Dr Upik Nurbaiti MSi, anggota Ir Nur R Utami MSi, Drs Kasmui MSi, Dr Khumaedi MSi, dan Dr Agus Julianto MSi. Dalam pelaksanaannya, mereka dibantu teknisi laboratorium, Agus Nu’man AMd, serta dua mahasiswa, Hasna Hana Putri dan Isnantantri Warindrani.
Menurut Upik, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi guru-guru PAUD ABA, dalam memahami dan mengaplikasikan literasi HAKI, dalam modul pembelajaran. Literasi HAKI sendiri merupakan pengetahuan penting bagi para pendidik, untuk melindungi dan memanfaatkan karya intelektual mereka secara optimal.
BACA JUGA: Perlunya Kolaborasi dalam Perlindungan PMI di Jerman
”Dengan pemahaman yang baik mengenai HAKI, guru dapat menciptakan bahan ajar yang inovatif, dan memiliki nilai tambah yang terlindungi secara hukum,” katanya.
Upik menambahkan, kegiatannya ini dilatarbelakangi kebutuhan para guru dengan pengetahuan yang memadai tentang HAKI.
”Kami berharap, para guru dapat mengaplikasikan literasi HAKI dalam pengembangan modul pembelajaran mereka. Sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi dunia pendidikan,” jelasnya.
BACA JUGA: Mahasiswa Ilkom USM Kampanyekan ‘Ngenal Tengker’ di Kota Lama Semarang
Dia berharap, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal menuju peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik. Di mana para guru tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai inovator yang karya-karyanya diakui dan dilindungi secara hukum.
Acara ini dimulai dengan sesi utama yang disampaikan Drs Kasmui MSi, mengenai ‘Menyusun Modul dengan Berbantuan ChatGPT. Pada kesempatan itu, Kasmui memperkenalkan konsep pentingnya literasi HAKI bagi para pendidik.
Menurutnya, pemahaman tentang HAKI dapat membantu guru dalam melindungi karya-karya mereka. Seperti modul pembelajaran, sehingga tidak disalahgunakan pihak lain.
BACA JUGA: KPU Grobogan Buka Pendaftaran Pantarlih 13-19 Juni
”Kami juga memperkenalkan teknologi terbaru dalam pembuatan modul, yaitu penggunaan ChatGPT, sebuah alat berbasis kecerdasan buatan, yang dapat membantu guru dalam menyusun modul pembelajaran secara lebih efisien dan kreatif,” tuturnya.
ChatGPT, imbuhnya, dapat digunakan untuk menghasilkan konten modul yang berkualitas. Contoh konkret tentang cara menyusun modul dengan bantuan ChatGPT, mulai dari menentukan topik, menyusun kerangka, hingga menghasilkan konten yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
”Hasil dari ChatGPT dapat diperiksa dan disesuaikan, untuk memastikan keakuratannya serta kesesuaiannya dengan standar pendidikan,” jelasnya.
BACA JUGA: Wisata Alam Bukit Kemuning Todanan, Wahana Seru di Pinggiran Kota Blora, Terbaru 2024
Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan sesi diskusi interaktif. Para peserta, yang terdiri dari guru-guru PAUD ABA Kota Semarang, sangat antusias dalam mengikuti sesi ini.
Banyak dari mereka mengajukan pertanyaan, mengenai penerapan literasi HAKI dalam konteks sehari-hari di sekolah, serta penggunaan ChatGPT dalam pembuatan modul pembelajaran.
Riyan