Wakil Ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, Siti Hardiyani (kiri) mendaftarkan diri sebagai Balon Cawabup melalui DPC Partai Gerindra Kabupaten Wonogiri.(Dok.Ist)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Fenomena menarik, mewarnai situasi politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Wonogiri. Muncul wacana, bila tidak menggandeng Partai Golkar, Pilkada Kabupaten 27 Nopember 2024 mendatang, akan berlangsung dalam pemilihan melawan bumbung kosong.

Dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 lalu, Partai Golkar Wonogiri mendapatkan dukungan 77.131 suara dan mendapatkan 7 dari 50 kursi di lembaga DPRD Wonogiri. Tampil menjadi kekuatan politik pemenang kedua setelah PDI Perjuangan.

Sebagaimana diberitakan, hanya PDI Perjuangan saja yang secara mampu mandiri mengusung bakal calon (Balon) pasangan Bupati-Wakil Bupati. Ini didukung karena Parpol berlambang Kepala Banteng Moncong Putih ini, keluar sebagai pemenang Pemilu 2024. Dengan perolehan dukungan 330.002 suara, menjadikan PDI Perjuangan mendapat 27 dari 50 kursi di DPRD Wonogiri.

Sebagai kekuatan politik mayoritas, yakni sebanyak 54 persen, menjadikan PDI Perjuangan sebagai satu-satunya Parpol di Wonogiri yang dapat mengusung Balon pasangan Bupati-Wakil Bupati secara mandiri. Sementara 6 Parpol peraih kursi di lembaga legislatif Kabupaten Wonogiri, tak satu pun yang memenuhi persyaratan untuk mengusung Balon secara mandiri seperti PDI Perjuangan.

PDI Perjuangan sebagai Parpol yang dipimpin Bupati Wonogiri Joko ‘Jekek’ Sutopo ini, telah menerima pendaftaran dua Balon Bupati. Yakni Edi Herlambang (pengusaha aseli Wonogiri yang sukses di Jakarta) dan Setyo Sukarno (Sekretaris DPC PDI Perjuangan yang saat ini menjabat Wakil Bupati Wonogiri).

Bersamaan itu, DPC Partai Gerindra Wonogiri Pimpinan Suryo Suminto, telah menerima pendaftaran Balon Bupati atas nama Tarso. Tokoh eksportir Janggelan (Cincau) yang selama ini menjadi Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Wonogiri, belakangan melakukan manuver politik ‘lompat pagar’ dari Kandang Banteng.

Koalisi

Tapi pencalonan Tarso masih harus memerlukan perjuangan, karena Partai Gerindra tak cukup memenuhi syarat untuk mengajukan Balon pasangan Cabup-Cawabup sebagaimana PDI Perjuangan. Sebab, Partai Gerindra hanya mendapat 4 dari 50 kursi (8 persen) di DPRD Kabupaten Wonogiri. Untuk memenuhi syarat minimal 20 persen, harus membangun koalisi setidak-tidaknya bersama Partai Golkar.

Ketua DPD Partai Golkar Wonogiri, Bondan Sejiwan Bomo Aji, Rabu (12/6/24), menyatakan, saat ini masih melakukan survey kelayakan dalam penjaringan Balon Cabup-Cawabup. ”Ada sepuluh nama tokoh yang masuk dalam kriteria penjaringan,” jelas Bondan yang juga menjabat Ketua DPD AMPI Provinsi Jateng ini. Kriterianya, mengacu pada sejumlah aspek. Yakni ideologis, sosiologis, elektabilitas, kapabilitas, popularitas. ”Tidak wajib bagi Partai Golkar untuk membuka pendaftaran Balon pasangan Cabup-Cawabup,” tegas Bondan.

Bondan yang menang lagi dalam Pileg 2024 di DPRD Provinsi Jateng dengan suara tertinggi perolehan secara individu Caleg, menyatakan akan bersikap terbuka untuk membangun koalisi dengan Parpol mana pun. Termasuk Parpol yang tidak masuk dalam koalisi pemenangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 lalu. ”Kami bersikap terbuka dengan semua Parpol,” tegasnya.

Bondan menyadari, Partai Golkar yang dipimpinnya mendapatkan 7 dari 50 kursi di DPRD Wonogiri. Jumlah yang hanya mencapai 14 persen ini, juga belum dapat bila mengusung Balon pasangan Cabup-Cawabub secara mandiri sebagaimana PDI Perjuangan. Tapi Partai Golkar Wonogiri, siap membangun koalisi bersama Parpol lain.

Sementara itu pengamat politik Kabupaten Wonogiri, Suyono dan Bambang Tetuko, berpendapat sebaiknya diupayakan untuk menghindari Pilkada melawan bumbung kosong. Caranya, Parpol non-PDI Perjuangan harus membangun koalisi. Apalagi, tambah dua mantan komisioner KPU Wonogiri ini, kini telah muncul nama Balon Cabup lebih satu orang.
Bambang Pur