blank
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat memimpin kegiatan tanam cabai dan panen selada dalam Gerakan Tanam Cabai Serentak di Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Senin (4/3/2024). Foto: Dok. suarabaru.id

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri memuji konsep urban farming yang digagas Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang biasa disapa Mbak Ita.

Hal ini disampaikan Megawati yang juga merupakan Ketua Umum PDI Perjuangan dalam pidatonya di Rakernas V PDIP di Ancol, Jumat (24/5/2024).

“Lihat dong, Mbak Ita. Saya ngajarin Mbak Ita. Mbak Ita kasih tahu ibu-ibu itu kalau ada bibit cabai, bibit tomat, bibit salak, bibit mangga, bibit apalah. Tanam, dia itu berjiwa. Dia akan tumbuh,” ujar Megawati.

Menurut Megawati, menanam sangat lah mudah, sehingga konsep urban farming yang digalakan Mbak Ita di Kota Semarang dinilai sangat tepat. Hal ini karena Semarang sebagai wilayah perkotaan, namun masyarakat masih bisa tetap menanam di lahan terbatas dengan urban farming.

“Jadi gak usah beli lagi cabai, gak usah beli lagi bawang. Terus ditanamnya di mana Bu? Loh di kaleng ya bisa kok. Gitu loh,” kata Mega menambahkan.

blank
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Foto: Dok PDIP

Di bawah kepemimpinan Mbak Ita, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus berupaya menjaga ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi. Salah satunya dengan menggalakkan program urban farming.

Berbagai program mendukung ketahanan pangan terus bergulir, seperti Program Perdu Semerbak (perkampungan pertanian terpadu, seribu polybag, ayam dan kelinci). Serta penyelenggaraan Lomba ‘Demplot Bawang Merah’ yang dikemas dalam bingkai Kampung Hebat.

Dimintai keterangan terkait hal ini, Plt Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo mengatakan, Pemkot Semarang memang membuat kerangka besar untuk menggelorakan dan membudayakan urban farming di masyarakat.

“Baru-baru ini kami menyelesaikan Urban Farming Champion yang diikuti kecamatan, kelurahan, kelompok tani maupun sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Semarang,” ujar Hernowo.

Selain itu, kata dia, Program Perdu Semerbak (perkampungan pertanian terpadu, seribu polybag, ayam dan kelinci) kini juga semakin diperluas hingga di pekarangan masjid dan pondok pesantren.

Sedangkan program yang telah sukses dan berjalan sejak Oktober 2023, yakni gerakan tanam cabai lewat program Tancab Bang Tani (Tanam Cabai dan Bawang untuk Tekan Inflasi).

Program tersebut, terbukti bisa membantu Kota Semarang dalam menekan angka inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Semarang berada di 2,89 persen, angka ini terendah di Jawa Tengah.

“Semua tanah atau lahan yang ada meski terbatas, di semua tempat bisa dijadikan untuk kegiatan urban farming. Misalnya pekarangan rumah, tabulampot (tanaman buah dalam pot-red), akuakultur, dan sebagainya,” jelas Hernowo.

Bahkan, untuk mendukung program Nasional di ketahanan pangan, Pemkot Semarang bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) berencana membuat pertanian ‘Sawah Salin’ untuk wilayah yang terkena rob.

“Sawah Salin ini merupakan perlakuan sawah yang terkena air laut, di mana masyarakat pesisir masih bisa bercocok tanam dan urban farming. Tanggal 1 Juni 2024 besok ada demonstrasinya,” papar Hernowo.

Hery Priyono