Salah satu anggota tim PkM (kanan), saat memberikan pelatihan Adversity Quotient, pada pendidik PAUD anggota Himpaudi Kota Semarang, di Gedung T Fakultas Psikologi USM. Foto: dok/usm

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Psikologi Universitas Semarang (USM), belum lama ini memberikan Pelatihan Adversity Quotient, untuk optimalisasi pribadi tangguh pada pendidik PAUD anggota Himpaudi Kota Semarang, di Gedung T Fakultas Psikologi USM.

Tim PkM USM terdiri dari Ketua Sri Kandariyah Nawangsih SPsi MPsi Psikolog, anggota Agung Santoso Pribadi SPsi MPsi Psikolog, Maria Yuliana Wangge SPsi MPsi Psikolog, dan Kimmy Katkar SPsi MSi. Kegiatan ini juga melibatkan dua mahasiswa Fakultas Psikologi USM, Aziz Syarifuddin dan Fatwa Rosyidin.

Menurut Sri Kandariyah, kegiatan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan mitra. Mengingat sebelum kegiatan berlangsung, tim telah melakukan assessment terlebih dahulu.

BACA JUGA: Tim PkM Dosen THP USM Beri Pelatihan Pembuatan Susu Jagung di SMKN 4 Kendal

Dia menambahkan, sebagai pendidik tidak terlepas dari masalah dalam proses pembelajaran. Yang membedakan, guru PAUD berhadapan dengan peserta didik dengan kategori usia anak-anak, sedangkan para dosen berhadapan dengan peserta didik dengan kategori usia remaja akhir hingga dewasa.

Pada kesempatan ini, beberapa materi dipaparkan seperti materi tentang ABC (Adversity, Beliefs, Consequences), dan dilanjutkan dengan materi bersiap untuk menjadi cerdas dan mampu mengatasi masalah.

”Kami berharap, kegiatan ini berguna bagi pendidik, agar mampu dalam menggeluti profesinya sebagai pendidik anak usia dini. Nantinya, pada kesempatan ice breaking, para pendidik bersemangat memberikan jawaban-jawabannya, bahkan ketika mempresentasikannya di kelas,” ungkapnya.

BACA JUGA: Mimpi yang Terwujud, Penjual Penthol Asal Grobogan Berangkat Haji Setelah Menabung 14 tahun

Disampaikan juga, dengan adanya kegiatan ini, pendidik Himpaudi Kota Semarang diharapkan mampu memiliki keterampilan serta kecerdasan, dalam mengatasi berbagai masalah sehubungan dengan rutinitas menghadapi anak-anak didiknya.

”Hal ini agar mereka mampu menjadi pendidik yang tangguh, untuk keberlangsungan kegiatan belajar mengajar yang lebih optimal,” harapnya.

Riyan