JEPARA (SUARABARU.ID) – Gas elpiji 3 kg atau yang lebih dikenal dengan sebutan gas Melon masih saja dikeluhkan oleh warga Jepara. Disamping hargamya tinggi, juga sulit dicari. Setidaknya itu yang dikeluhkan oleh warga dari Desa Banjar Agung, Banjaran, Jinggotan.
Bahkan di Desa Banjar Agung Jumat (13/4-2024) pagi, harga pertabung mencapai Rp. 35 ribu. “Itu pun barangnya tidak ada,” ujar salah satu warga Banjar Agung Kecamatan Kembang Jepara. Saya sudah kebeberapa pengecer namun barangnya tidak ada.
Sementara, Susi Warga Desa Bringin mengaku harga gas Melon di desanya pagi ini mencapai Rp. 30 ribu. Itu pun tidak setiap waktu ada. “Kadang kami harus mencari ke desa sebelah,” ujarnya
M. Hasanudin, S.Pd, Ketua RT 3 RW 5 Banjar Agung membenarkan kelangkaan gas elpiji masih saja terjadi di wilayahnya. “Harapan kami pemerintah segera turun tangan,” pintanya. Sebab menurut Hasanudin, bisa saja ini merupakan permainan mulai distributor, agen hingga pengecer untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Harusnya karena gas elpiji ini mendapatkan subsidi dari pemerintah, jangan semuanya diserahkan ke mekanisme pasar, sehingga ketika barang langka harga kemudian menjadi mahal, jauh dari Harga Eceran Tertinggi. “Lakukan benar- benar operasi. Jangan hanya sebatas serimonial saja,” ujarnya. Sepengetahuan kami, harga eceran tertinggi dipangkalan hanya Rp. 20 ribu, tambah Hasanudin.
Sedangkan Kebag Perekonomian Setda Jepara Ferry Yudha Adhi Dharma Raharjo yang dikonfirmasi SUARABARU.ID Jumat siang menjelaskan, dalam 2 hari lebaran ini Pertamina memang tidak ada pasokan. “Namun sudah diantisipasi dengan pasokan 57.120 tabung mulai hari Senin, Selasa dan Jumat,” ujarnya.
Tentang harga elpiji di pengecer yang mencapai Rp. 35 ribu ia menjelaskan. “Kalau dipangkalan harganya Rp. 20 ribu dan sudah kami instruksikan kepada pangkalan dan agen, agar pengecer jangan mematok harga yang tinggi,” tegasnya.
Hadepe