blank
Prof Noor Achmad (kiri), menerima dengan hangat kedatangan Uskup Rubiyatmoko, beserta sejumlah tokoh agama lain, saat hadir di MAJT untuk ikut merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Foto: dok/majt

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT) Semarang, Prof Dr Noor Achmad MA mengatakan, silaturahmi tokoh lintas agama merupakan simbol harmonisasi dan kerukunan antara umat beragama.

Hal itu seperti yang dia sampaikan, saat menerima sejumlah tokoh lintas agama di Jateng, usai pelaksanaan Shalat Id di MAJT, Rabu (10/4/2024). Kehadirannya itu, juga untuk ikut merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

”Harmonisasi tokoh umat beragama harus menjadi contoh bagi masyarakat, agar tidak muncul konflik dan kecurigaan,” kata Prof Noor, didampingi Sekretaris PP MAJT Drs KH Muhyiddin MA.

BACA JUGA: Idul Fitri 2024, Kemenkumham Jateng Serahkan SK Remisi di Lapas Kendal

Ketua Baznas Pusat ini juga menegaskan, semua pihak sudah sepakat bangsa Indonesia adalah bangsa yang satu. ”Apa yang kita lakukan ini, dalam rangka melaksanakan Pancasila dengan bingkai kebangsaan,” jelasnya.

Sementara itu, Uskup Agung Semarang, Mgr Dr Robertus Rubiyatmoko menyampaikan, silaturahmi ini untuk menciptakan persaudaraan, dalam rangka menciptakan harmoni bersama antarumat beragama.

”Kami sangat merasakan kedekatan, keakraban, persaudaraan dengan umat Islam, yang selalu menjadi sahabat, teman dan selalu berjalan bersama-sama. Bagi kami, Idul Fitri merupakan kesempatan yang sangat indah sekali untuk meningkatkan persaudaraan dalam menciptakan harmoni bersama,” bebernya.

BACA JUGA: PRM Plajan Adakan Salat Idul Fitri di Lapangan Desa Plajan

Uskup Rubiyatmoko juga mengaku bangga, dengan pola kehidupan masyarakat Jateng, yang mengutamakan kebersamaan. Bahkan Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus berencana datang ke Indonesia. Salah satu alasan kedatangannya ini, karena Indonesia bisa menjadi agen harmoni se-dunia.

”Kedatangan Paus Fransiskus sebetulnya sudah direncanakan sebelum pandemi covid-19 lalu, tetapi tidak jadi. Sekarang sudah aman, dan direncanakan akan datang ke Indonesia. Paus berharap, Indonesia menjadi agen harmonisasi antarumat beragama se-dunia,” pungkasnya.

Riyan