blank
Para petugas teknis dari Dishub Kabupaten Wonogiri, memasang rambu tambahan water barirer, patok dan pita line, sebagai upaya melakukan pengalihan arus dalam melaksanakan rekayasa arus lalu lintas.(Dok.Dishub Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Rekayasa arus lalu lintas, melalui manajemen pengaturan route dan pengalihan jalur, kini diberlakukan di sejumlah lokasi di Kabupaten Wonogiri. Ini sebagai antisipasi ancaman kemacetan, terkait adanya keramaian Lebaran dan banyaknya kedatangan mobil pemudik dalam jumlah yang signifikan.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri, mencatat arus lalu lintas angkutan jalan sampai H+1 Lebaran terlihat ramai. Ada penambahan jumlah kendaraan yang cukup signifikan, sejak Tanggal 8 April 2024 Pukul 07.00 sampai Tanggal 9 April 2024 Pukul 07.00.

Untuk jumlah yang masuk ke Wonogiri, tercatat sebanyak 19.693 kendaraan. Terdiri atas 9.952 sepeda motor, 8.177 mobil, 617 bus 617 dan 414 pikap. Yang keluar Wonogiri, tercatat sebanyak 24.660 kendaraan. Terdiri atas 19.840 sepeda motor, 8.507 mobil, 683 bus, 972 pikap dan 658 truk.

Menyaikapi hal tersebut, dan demi tetap mewujudkan Keamanan Ketertiban Kelancaran Lalulintas (Kamtibcarlantas), kini dilakukan rekayasa pengalihan arus dan pengaturan rute perjalanan di sejumlah lokasi. Baik di dalam Kota Wonogiri dan di luar kota yang berpotensi rawan macet.

Rekayasa manajemen pengalihan arus lalu lintas di keramaian Lebaran Idul Fitri 1445 H/2024 M ini, dipimpin Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Waluyo, bersama Kasatlantas Polres Wonogiri AKP Edy Prasetyo.

Antarprovinsi

Lokasinya di Kota Wonogiri dan di Ibukota Kecamatan di luar kota, seperti di Kecamatan Baturetno, yang merupakan lintas antarprovinsi. Yakni Wonogiri (Jateng) – Pacitan (Jatim), yang situasi dan kondisinya dinilai memiliki potensi rawan keruwetan dan kemacetan.

Di wilayah Kota Wonogiri, dilakukan di sejumlah lokasi. Yakni di Bangjo (traffic light) Klampisan, yang mengarahkan kendaraan dari arah Solo untuk lurus ke ruas Jalan RM Said, Alas Ketu, Jalan Salak V terus ke jurusan Ponorogo-Pacitan (Jatim) tanpa melewati Kota Wonogiri.

Kendaraan dari arah Wonokarto, Wonogiri, dibelokkan ke kiri di pertigaan Bangjo Kerdukepik, lewat ruas Jalan Gunung Giri. Ini untuk mengantisipasi kemacetan di Bangjo Ponten dan di jantung Kota Wonogiri. Rekayasa lalu lintas juga dilakukan Bangjo Pasar Pokoh Wonogiri, mengatur arus lalu lintas dari arah utara tidak diperbolehkan langsung belok ke kanan.

Ruas Jalan Pelem di depan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Wonogiri, ditutup karena untuk penambahan kantong parkir. Utamanya untuk memfasilitasi tambahan area parkir, bagi para pengunjung yang ke Pasar Wonogiri Kota dna pusat perniagaan di dalam kota.

Bagi kendaraan dari arah Wuryantoro yang akan ke Solo, diarahkan melewati ruas Jalan Lingkar Kota (JLK), yakni belok kiri di pertigaan Patung Tentara Pelajar depan Mapolres Wonogiri. Kemudian yang akan ke Ngadirojo, diarahkan belok ke kanan sejak Tugu Kalpataru Wonogiri, melalui ruas JLK di utara Bendung Waduk Gajahmungkur Wonogiri, tanpa harus masuk ke Kota Wonogiri.

Demikian sebaliknya, arus lalu lintas antarprovinsi dari Ponorogo dan Pacitan (Jatim), dibelokkan ke kanan sejak Pertigaan Jatibedug, untuk melewati ruas JLK dari arah timur.
Bambang Pur