blank
Para jamaah Sholat Ied tahun lalu di Depan Makodim 0728 Wonogiri, memadati ruas jalan protokol Kota Wonogiri.(Dok.Ist)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Di Kabupaten Wonogiri, sholat Idul Fitri Tanggal 1 Syawal 1445 H/2024 berjamaah, rencananya akan digelar di 1.427 lokasi, tersebar di 25 kecamatan se Kabupaten Wonogiri. Berlangsung di 160 lapangan terbuka dan di 1.267 masjid.

Demikian dijelaskan Kasi Binmas Islam Kantor Kemenag Kabupaten Wonogiri, Mursidi, Senin (8/4). Penentuan lokasi tempat Sholat Ied, dilakukan secara musyawarah bersama Panitia Hari Besar Islam (PHBI), termasuk penetapan lima lokasi Sholat Ied di wilayah Kecamatan Wonogiri Kota. Berikut penunjukkan Imam dan Khotib-nya.

Sholat Ied 1445 H/2024 M di wilayah Kota Wonogiri, akan digelar di Masjid Agung At Taqwa sisi barat Alun-alun Giri Krida Bakti, dengan Imam Ustadz Nanang Fatihunnaba Al Hafidz dan Khotib H Mursidi SAg, MSi. Kemudian di Lapangan Sukorejo, Imam oleh Asrori SPdI Al Hafidz dan Khotib H Najmul Fatah SPd.

Di Lapangan Bantarangin, Imam dan Khotib dipercayakan kepada Drs H Subari. Selanjutnya, di Stadion Pringgondani Wonokarto, Wonogiri, akan menampilkan Imam Lutfi Baihaqi Al Hafidz dan Khotib Ir H Seno Hadi Sumitro MAg. Di depan Kodim 0728 Wonogiri, Imam oleh Muhammad Yusfarijal Ma’muri SPd dan Khotib oleh Drs H Kusman Thoha MPd (Ketua PD Muhammadiyah Wonogiri).

Data rencana Sholat Ied 1 Syawal 1445 H/2024 H di 25 kecamatan se Kabupaten Wonogiri adalah sebagai berikut. Di Kecamatan Pracimantoro digelar di 5 lapangan dan 13 masjid, Kecamatan Paranggupito di 2 lapangan dan 40 masjid, Kecamatan Selogiri di 11 lapangan dan 12 masjid, Kecamatan Karangtengah di 2 lapangan dan 58 masjid.

Di Kecamatan Bulukerto di 7 lapangan dan 43 masjid, Kecamatan Eromoko di 2 lapangan dan 13 masjid, Kecamatan Giriwoyo di 5 lapangan dan 40 masjid, Kecamatan Giritontro di 2 lapangan dan 49 masjid, Kecamatan Purwantoro di 21 lapangan dan 29 masjid.

Muhammadiyah

Kecamatan Wuryantoro di 4 lapangan dan 56 masjid, Kecamatan Wonogiri Kota di 4 lapangan dan 57 masjid. Kecamatan Tirtomoyo di 2 lapangan dan 116 masjid, Kecamatan Nguntoronadi di 3 lapangan dan 26 masjid, Kecamatan Sidoharjo di 4 lapangan dan 111 masjid.

Selanjutnya di Kecamatan Jatiroto  di 11 lapangan dan 24 masjid, Kecamatan Manyaran di 7 lapangan dan 63 masjid, Kecamatan Slogohimo di 16 lapangan dan 31 masjid, Kecamatan Puhpelem di 4 lapangan dan 40 masjid, Kecamatan Jatipurno di 10 lapangan dan 30 masjid.

Untuk Kecamatan Kismantoro di 5 lapangan dan di 128 masjid, Kecamatan Girimarto di 9 lapangan dan di 79 masjid, Kecamatan Batuwarno di 3 lapangan dan di 20 masjid, Kecamatan Ngadirojo di 8 lapangan dan 67 masjid, Kecamatan Baturetno di 2 lapangan dan 82 masjid, serta di Kecamatan Jatisrono di 11 lapangan dan 40 masjid.

Menurut sejarah Islam di Indonesia, Sholat Idul Fitri dan Sholat Idul Adha digelar di lapangan, pertamakali diperkenalkan oleh Muhammadiyah. Haedar Nashir dalam Muhammadiyah Gerakan Pembaruan (2010) mencatat, pelaksanaan Sholat Ied di lapangan terbuka secara perdana, dilakukan Muhammadiyah pada Tahun 1926 dengan mengambil lokasi di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.

Disebutkan, Kiai Ahmad Dahlan (wafat pada Tahun 1923), telah berusaha memahamkan umat Islam agar mengikuti Sunnah Nabi SAW dengan Salat Ied di lapangan terbuka.

Dalam Almanak Muhammadiyah 1394 H (1974 M), mencatat bahwa Salat Ied di lapangan terbuka dimulai oleh Muhammadiyah pada Tahun 1926. Utamanya, dengan merujuk pada hasil keputusan Kongres Muhammadiyah Ke-15 di Surabaya.

Atas keputusan Muktamar Tahun 1926, berbagai konsul dan cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia, mulai rutin menggelar ibadah Salat Ied di tanah lapang, hingga berlanjut sampai sekarang.
Bambang Pur