JEPARA (SUARABARU.ID) – Pesantren kilat dan berbagi takjil di jalan merupakan serangkain kegiatan yang dilaksanakan KB Aisyiyah 08 Jepara dan TK Aisyiyah 13 Jepara, yang beralamat di Jalan Kromodiwiryo RT 15 RW 03 desa Purwogondo Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Kegiatan dilaksanakan pada Senin – Selasa 1-2/4/2024 M, 22 – 23 Ramadhan 1445 H.
Rangkain kegiatan Pesantren Kilat, berbagi takjil dan kajian buka bersama dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut secara bergantian untuk tiap kelompok kelas, dimulai dari Kelompok Bermain, TK kecil dan TK Besar. Kegiatan didahului dengan keagamaan mengaji iqra, salat asar berjamaah, dilanjutkan berbagi takjil kepada masyarakat sekitar yang melintas di depan KB dan TK Aisyiyah 13 Purwogondo kemudian diadakan Kajian buka bersama dengan tema “Mendidik Anak Di Era Digital”.
“Kegiatan pesantren kilat, berbagi takjil dan kajian buka bersama ini mendapat dukungan penuh dari pengurus, dan komite KB Aisyiyah 08 Jepara, TK Aisyiyah 13 Jepara serta dukungan dan partisipasi aktif walimurid KB, dan TK Aisyiyah 13 Jepara. Kajian jelang buka bersama juga dihadiri oleh semua pengurus, komite dan para suami dari pendidik KB dan TK Aisyiyah 13 Jepara serta semua anak dan orang tua murid,” Jelas Kepala TK Aisyiyah 23 Jepara Nurul Hidayah.
Kajian buka bersama disampaikan oleh ustaz Hery Huzaery, St.MPi, ia menyampaikan bahwa anak usia dini merupakan masa emas atau Golden Age. Masa Golden Age merupakan masa keemasan anak, sehingga pendidikan pada masa rentang antara usia 0 sampai 6 tahun tersebut harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua untuk menentukan tahap perkembangan anak selanjutnya.
“Anak usia dini tidak boleh diberi HP karena hal itu tidak ada manfaatnya. HP baru dibolehkan ke anak saat usia sudah 7 tahun atau saat usia SD itu pun harus dengan pendampingan orangtua yang ketat dan tidak boleh lebih dari 1 jam setiap harinya, karena kalau anak sudah kecanduan gawai/gadget emosi anak akan terganggu, anak akan asyik dengan dunianya sendiri tanpa peduli dengan lingkungan sosial sekitarnya. Jadi dalam pendidikan di era digital ini orangtua harus benar-benar memperhatikan pendidikan anaknya dan pendidikan yang terbaik saat ini adalah pendidikan pesantren. Anak yang sholeh salihah menjadi impian setiap orang tua”, terang Ustaz Uher. Mendidik anak bukan hanya dengan trik dan tips tetapi juga dengan ikhtiar dan doa.
Pendidikan anak diantaranya juga dibentuk dari: pendidikan keluarga 60 persen pendidikan di sekolah dan pesantren 20 persen dan pendidikan teman atau lingkungan persen. Maka pendidikan dalam keluarga adalah yang pertama serta harus ada kerjasama yang baik antara ibu dan ayah di rumah dalam mendidik putra putrinya.
Kajian jelang buka bersama ditutup dengan doa oleh ustadz Hery Huzaery dilanjutkan berbuka bersama.
Nurul Hidayah – Sindi Novitasari