WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Perguruan tinggi berbasis pesantren Ma’had Aly Al Mubaarok Manggisan Mojotengah Wonosobo Jawa Tengah, Sabtu (9/3/2024), mewisuda 60 mahasantri melalui prosesi Wisuda Angkatan Ke-IV di komplek PP Al Mubaarok setempat.
Ke-60 mahasantri yang diwisuda merupakan lulusan marhalah ula atau sarjana strata 1 seperti mahasiswa di perguruan tinggi umum lainnya. Mereka telah mengikuti proses kuliah dan ngaji di pesantren yang berbasis kitab kuning selama empat tahun.
Wisuda Angkatan Ke-IV kali ini dihadiri pengasuh PP Al Mubaarok KH Nur Hidayatullah, Sekretaris Jenderal Majelis Masyayikh Pesantren Indonesia Dr KH Muhyidin Khotib, MA yang juga pengasuh PP Salafiyah Syafi’iyyah Situbondo Jawa Timur.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, Ketua MUI Dr KH Mukhottob Hamzah, MM, jajaran Forkompimda setempat, perwakilan Kantor Kementerian Agama, utusan Bank Jateng, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan orang tua wali santri yang diwisuda.
Pada wisuda tersebut keluar sebagai wisudawan terbaik yakni, Ismanudin, SAg (IPK 3,8) dan Arina Ahmilatan Najja, SAg (IPK 3,80). Peraih wisudawan terbaik memperoleh penghargaan khusus dari pengasuh PP Al Mubaarok KH Nur Hidayatulloh.
Kader Ulama
Mudir Ma’had Aly Al Mubaarok Dr K Nurul Mubin, MSi menyampaikan setelah dinyatakan lulus dan diwisuda mereka berhak menyandang gelar Sarjana Agama (SAg). Ke-60 mahasantri yang diwisuda terdiri 39 mahasantri putra dan 21 mahasantri putri.
“Mereka telah mengikuti proses pembelajaran selama 4 tahun dengan semua materi perkuliahan berbasis kitab kuning. Program studi yang ditempuh yakni Fiqh Ushul Fiqh Takhossus Fiqh Al Taqniin. Mereka merupakan kader ulama ahli fiqh yang siap diterjunkan di masyarakat,” katanya.
KH Nur Hidayatullah menyebut mahasantri yang telah lulus marhalah ula harus mengembangkan dan melakukan pengabdian terhadap agama, bangsa dan negara. Ibaratnya, mereka baru punya kunci dan masih ada gudang yang perlu dimasuki. Kunci dan gudang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Lulusan marhalah ula juga memiliki kewajiban untuk mengamalkan, mengembangkan dan menyiarkan ilmu serta mengambil peran untuk menyebarkan Islam rahmatan lil alamin. Maka kunci harus dibuka dan gudang musti dimasuki agar bisa mendatangkan manfaat,” tegasnya.
Mahasantri yang baru diwisuda, lanjutnya, bukan berarti ilmunya sudah sempurna dan punya segal-galanya. Ilmu yang telah dimiliki harus terus dikembangkan dengan cara terus membaca. Baik membaca teks (kitab dan buku) maupun pintar membaca kahanan (keadaan) lingkungan sekitarnya.
Muharno Zarka