Bupati Indrata Nur Bayuaji (kiri) menerima silaturahmi para santri dari Ponpes Lirboyo, Kediri, yang melakukan safari pengabdian masyarakat di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan.(Dok.Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Puluhan santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, melakukan safari pengabdian masyarakat di Kabupaten Pacitan, Jatim. Lokasinya, berada di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan.

Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, sebelum terjun ke lokasi, para santri bersama pimpinan rombongan, Sabtu (9/3), melakukan silaturahmi ke Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Mereka diterima di Halking (Halaman Wingking) Rumah Dinas Bupati.

Safari pengabdian para santri ini, bertujuan untuk mengaktualisasikan ilmu yang selama ini didapat dari Pesantren Lirboyo. Yakni untuk berlatih dakwah di daerah-daerah. “Kegiatan safari ini, seperti KKN bagi mahasiswa. Para santri akan belajar pengabdian dan bermasyarakat,” kata Hadi Asfahan, pimpinan rombongan.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi, karena Pacitan dipilih menjadi lokasi pengabdian santri. Diharapkan, kegiatan safari santri ini, bisa membawa dampak baik kepada masyarakat, khususnya bagi warga di daerah penempatan.

“Kepada para santri, saya berpesan manfaatkan dengan baik kesempatan ini untuk berinteraksi dengan masyarakat,” kata Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.

Kitab Kuning

Pondok Pesantren Lirboyo didirikan oleh KH Abdul Karim pada Tahun 1910. Lokasinya terletak di Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jatim. Berafiliasi kuat kepada Organisasi Nahdlatul Ulama (NU), dengan tetap berdiri sebagai pesantren salaf.

Yakni pesantren yang menekankan pada kemampuan membaca dan mengkaji kitab-kitab salaf (Kitab Kuning) sebagai sarana pembelajaran sehari-hari.

Pesantren Lirboyo, menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia, dan menjadi salah satu Pusat Studi Islam sejak puluhan tahun sebelum Indonesia Merdeka.

Di masa perang kemerdekaan, Pesantren Lirboyo selalu terlibat dalam pergerakan perjuangan. Yakni dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang, seperti ke pertempuran heroik 10 November di Surabaya.
Bambang Pur