blank
Mbak Ita mengusap air matanya, mengingat anak tunggalnya yang kurang menerima kasih sayang darinya. Foto: hp
  • SEMARANG (SUARABARU.ID)- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengisyaratkan untuk tidak maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Mbak Ita, sapaan akrabnya mengatakan, jika keputusan ini dikarenakan pertimbangan keluarga.

Meski demikian, dirinya masih menunggu apa instruksi dari partai. Hanya saja dia berharap, keinginan dari hati yang terdalam untuk tidak maju di Pilkada mendatang bisa terwujud.

Saat ditanya wartawan ketika melaksanakan penilaian TPS Unik Pemilu 2024 bersama jajaran Forum Wartawan Balai Kota (Forwakot) Semarang, di salah satu rumah makan di Jalan Pemuda, Semarang, Jumat (23/2/2024), Mbak Ita menceritakan, jika sejak lulus S1 dan menjadi seorang ibu, dia tidak pernah fokus untuk memikirkan keluarganya.

BACA JUGA: Kasus DBD Naik, Pj Bupati Jepara Cek Pelayanan RSUD RA Kartini

Dia mengaku terus bekerja, dan merasa kurang memberikan kasih sayangnya sebagai seorang ibu kepada anaknya. Bahkan anak tunggalnya, Muhammad Faras Razin Pradana atau Juon, yang kini sudah bekerja sebagai dokter, sampai meminta dirinya untuk lebih memilih istirahat dan mengurus rumah tangga.

”Saat ini dia (Juon-red) sedang menempuh pendidikan untuk ambil spesialis, dia minta saya untuk berhenti. Dan seorang ibu pastinya ingin mendengar anaknya,” ujar dia sambil meneteskan air mata.

Saat ini, Mbak Ita hanya berfokus untuk menyelesaikan tanggung jawabnya sampai masa jabatannya berakhir, sebagai Wali Kota Semarang. Dia mengaku masih ada pekerjaan yang sudah direncanakan dan harus diselesaikan di tahun ini.

BACA JUGA: Upaya Pencegahan Kekerasan pada Anak Harus Ditingkatkan

”Dari hati yang terdalam, pertama ingin menyelesaikan tugas-tugas saya sampai selesai. Banyak tugas yang mungkin sampai 2024 ini selesai. Kedua, izinkan saya akan fokus pada keluarga,” terangnya di depan para wartawan, yang juga ikut bersedih.

Namun dia masih akan berkoordinasi dengan partai pengusungnya, PDIP, perihal keputusannya itu. Namun dirinya sangat berharap, jika keputusannya itu bisa dipenuhi.

Menurut dia, sudah cukup pengabdiannya sebagai profesional, dengan menyumbangkan tenaga, pikiran, energi, kepada masyarakat.

”Dan izinkan saya untuk fokus pada keluarga dan anak. Karena sampai umur 28 tahun, Juon belum pernah merasakan kasih sayang ibunya. Dan izinkan saya selesai di tahun ini, tetapi semuanya saya serahkan kepada partai. Dari hati yang terdalam, saya ingin pensiun,” imbuhnya.

HP