blank
Poster otak udang

JEPARA (SUARABARU.ID) – Nano Warsono merupakan salah satu putra kelahiran Jepara yang masih ingat bahwa ia pernah lahir dan dibesarkan di Bumi Kartini, Sebab menurutnya Jepara sangat kaya dengan potensi budaya dan sumber daya alam yang harus dijaga dan dilestarikan bersama.

blank

Ketika tahun 2019 ia mendengar suara kegelisahan para aktivis lingkungan, nelayan, petani rumput laut dan warga Karimunjawa karena kehadiran tambak udang ilegal, ia kemudian memilih cawe-cawe. Apalagi tambak udang ilegal tersebut telah merusak kawasan konservasi yang menjadi magnet utama Karimunjawa. Juga terjadinya pembungkaman dan kriminalisasi para aktivis dengan jeratan UU ITE.

blank

Karena itu dosen di ISI Yogyakarta yang menekuni seni rupa grafis, patung, bermusik, atau menggambar ini kemudian terlibat aktif dalam gerakan #SAVEKARIMUNJAWA. Bahkan ia kemudian menginisiasi Japara Poster Syndicate untuk membangun jaringan dan kekuatan seniman – budayawan untuk melakukan perlawanan terhadap tambak udang dan kriminalisasi aktivis.

blank
Empat aktivis lingkungan Karimunjawa yang telah dilaporkan oleh petambak

Tema yang dipilih adalah “Enviromental Justice” yang merupakan prioritas dari Japara Poster Syndicate. “Sebab Karimunjawa adalah salah satu aset biosfer dunia. Juga taman nasional dan Kawasan Strategis Pawisitasa Nasional. Karena itu yang diterapkan seharusnya konsep pembvangunan berkelanjutan yang memastikan anak cucu kita mendapatkan hak yang sama untuk menikmati anugerah Allah,” tegasnya.

blank
Daniel aktivis yang dijerat dengan UU ITE

Karena itu menurut Nano Warsono yang juga menjabat sebagai Direktur Gallery R.J. Katamsi ISI Yogyakarta, harusnya negara dengan perangkat yang dimilikinya mulai pusat hingga daerah hadir untuk melindungi Karimunjawa dari kerusakan dan eksploitasi yang sewenang-wenang. “Ironisnya orang-orang yang dengan ikhlas berjuang untuk menjaga kelestarian alam malah dikriminalisasi. Sementara perusak lingkungan justru dibiarkan, seakan tak tersentuh hukum,” ujarnya saat ditemui di Taman Kerang Jepara Senin (19/2-2024)

blank

Poster-poster berupa kritik terhadap kerusakan alam itu akan ditampilkan dalam Doa Bersama dan Ruwatan Ageng Karimunjawa Lestari di Taman Bukur Jepara. Kegiatan yang akan dilaksanakan hari Senin, tanggal 19 Februari 2024 ini akan dimulai jam pukul 19.00 WIB hingga tengah malam. Tujuannya untuk membuang segala keburukan dan sekaligus menjaga kelestarian alam Karimunjawa sebagai anugerah Allah SWT untuk umat manusia.

Hadepe