Anggota DPR RI Vita Ervina menyerahkan bantuan kepada kelompok tani hutan, hari ini. Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Seringnya terjadi semburan awan panas dan lava pijar dari Gunung Merapi belakangan ini, ternyata tidak banyak pengaruhnya bagi hutan di kawasan Merapi.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Mohamad Wahyudi, mengatakan hal itu di sela-sela bimbingan teknis dan sosialisasi bantuan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat di sekitar kawasan TNGM, di Joglo Dalem Merapi hari ini (Sabtu, 3/2/24).

Disebutkan, pihaknya selalu melakukan koordinasi intensif dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
(BPPTKG) Yogyakarta yang memiliki kewenangan untuk memantau aktivitas Gunung Merapi. Bahkan belum lama ini dia rapat dengan BPPTKG dan BPBD di empat daerah sekitar Merapi, yakni Boyolali, Klaten, Sleman, dan Magelang.

“Memang terjadi peningkatan aktivitas Merapi. Tapi peningkatan aktivitasnya masih dalam taraf wajar, sehingga statusnya juga belum dinaikkan. Karena masih dalam radius yang terkontrol,” katanya.

Apakah berpengaruh terhadap ekosistem kawasan, menurut dia, kalau melihat kawasan yang sering dilalui awan panas, kondisinya masih aman. Lokasinya di kawasan Bebeng dan sekitarnya, itu tidak ada tanamannya. Tetapi merupakan hamparan pasir. “Jadi sampai saat ini tidak terlalu mengganggu terhadap ekosistem tanaman yang ada,” jelas Mohamad Wahyudi.

Rutin

Sedangkan terkait pemberian bantuan usaha ekonomi produktif untuk masyarakat, itu merupakan acara rutin tahunan dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi maupun UPT di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan. Karena kawasan konservasi yang ada di Indonesia cukup luas.

Untuk kawasan konservasi se- Indonesia luasnya 27 juta hektare (ha), sedangkan Merapi luasnya 6.600 hektare. Hampir tujuh ribu desa berada di sekitar hutan.

Kenapa desa di sekitar kawasan konservasi mendapat perhatian, menurut dia, karena pengelolaan kawasan konservasi tidak akan berhasil tanpa melibatkan masyarakat. Hingga salah satu programnya memberikan bantuan ekonomi produktif. Bantuannya masuk ke kelompok dan diberikan pendampingan. “Kalau bagus dan berhasil, tahun depan diberi bantuan lagi sampai dinilai baik, lalu dilepas,” jelasnya.

Adapun wujud bantuannya disesuaikan dengan usulan masyarakat. Misalnya di desa itu memerlukan bibit tanaman, akan dilihat betul atau tidak, selanjutnya didiskusikan. Setelah itu diberi bantuan. Misalnya butuh bantuan ternak akan diberikan ternak. Alat musik untuk kesenian juga bisa.

Sambut Baik

Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina, menyambut baik pemberian bantuan kepada masyarakat di kawasan Merapi. Karena merupakan bentuk perhatian dari TNGM dalam upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar.

Harapannya bisa bersama masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian hutan. Karena peran dari warga dinilai penting demi kelestarian dan rawan kerusakan hutan.

Dia berharap ada simbiosis mutualisme dari TNGM untuk bisa memberi perhatian dalam berbagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Hingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

Eko Priyono