Amir Machmud menyerahkan pataka PWI kepada Nina Atmasari, hari ini. Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Nina Atmasari (Harian Jogja) terpilih sebagai ketua PWI wanita pertama di Jateng. Ketua PWI Jateng, Amir Machmud NS mengatakan hal itu dalam Konferensi dan Pelantikan Pengurus PWI Kabupaten Magelang periode 2024-2027, hari ini (Sabtu 20 Januari 24).

Dalam acara di Bank Bapas 69 Kabupaten Magelang itu selebihnya Amir Machmud menyatakan bahwa hal itu patut disyukuri. “Mbak Nina ini ketua PWI kabupaten/kota perempuan pertama di wilayah Jawa Tengah. Ini merupakan rekor, semoga akan disusul daerah lain,” katanya.

Dia juga mengapresiasi kemulusan pelaksanaan Konferkab PWI itu. Menurut dia, bisa semulus itu regenerasinya karena ketua PWI dua periode sebelumnya, yakni Bagyo Harsono, mengawal transisi dengan baik.

Dua hari lalu dia menguji uji kompetensi wartawan (UKW) ke-10 di Yogyakarta atau yang ke-779 tingkat nasional. Tagline yang dipasang PWI pusat adalah: Menciptakan wartawan profesional dan berakhlak. Kata itu ketika dihubungkan dengan 11 pasal Kode Etik Jurnalistik (KEJ) ternyata substansi yang bisa disimpulkan   memuat pemahaman dan pengertian tentang akhlak mulia.

“Jadi kita bisa menangkap bahwa Kode Etik Jurnalistik adalah pedoman perilaku mulia, yang akan menentukan apakah seseorang layak disebut sebagai wartawan profesional atau tidak profesional,” ujarnya.

Tetapi di dalam praktik, betapa praktik jurnalistik itu menghadapi persoalan yang berkesinambungan dan tidak pernah selesai, ketika bersentuhan dengan kode etik. Menurutnya ada saja masalah yang muncul, maupun pelanggaran yang terjadi.

Ditandaskan, rambu- rambu kewartawanan sebenarnya sudah jelas, diatur dalam UU Nomor 40 tahun 1999. Bagaimana kita harus memberi informasi, edukasi, memberi hiburan, dan bagaimana menjalankan kontrol sosial.

Bupati Zaenal Arifin memberi sambutan di Konferkab PWI, hari ini. Foto: eko

Persoalannya ketika wartawan harus berkhidmat pada akhlak yang baik, ada saja persoalan.
Kepentingan yang mungkin melingkupi wartawan dan ekosistem medianya menjadi persoalan serius.

Dalam kesempatan yang sama dia sebutkan ada tiga sumber persoalan. Pertama, pelanggaran bisa muncul dari wartawan yang tidak memahami KEJ. Dia hanya menggunakan status wartawan sebagai piranti untuk melakukan hal-hal demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Atau untuk menakut-nakuti, bahkan untuk menekan. Intinya ingin mendapatkan sesuatu secara pintas.

Kedua, lanjutnya, mereka yang memahami KEJ mencoba untuk menjalankannya, tetapi tidak menghindarkan diri dari kemungkinan-kemungkinan terjadinya pelanggaran. Ketika melanggar, seolah apa yang dilakukan adalah hal biasa. “Itu tindakan berbahaya,” katanya.

Kemudian, sumber persoalan ketiga adalah memahami bentuk tentang Kode Etik Jurnalistik. Oknumnya juga sebagai pengambil kebijakan di sebuah media. Tetapi pelanggaran-pelanggaran tetap dilakukan oleh media tempat dia pimpin. Akhirnya bisa masuk ke ranah politik kekuasaan. “Ada keberpihakan, ada cara-cara untuk memberi dukungan atau menyerang kontestan pemilihan umum. Bisa perorangan atau partai politik,” jelasnya.

Maka, menurut Amir, tepat ketika PWI mengangkat tagline: Menciptakan wartawan profesional dan berakhlak. Dia mengajak wartawan untuk mengasah pemahaman tentang etika jurnalistik, menggalang forum untuk mendiskusikan tentang etika jurnalistik. Juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang akan mempertajam daya asah pikiran kita, terhadap penerapan Kode Etik Jurnalistik

Berterima Kasih

Bupati Zaenal Arifin yang hadir dalam acara itu bersyukur masih bisa menyaksikan sejarah perkembangan PWI Kabupaten Magelang yang telah melantik Nina Atmasari sebagai ketua PWI. Dia juga berterima kasih kepada ketua PWI sebelumnya yang telah memimpin selama dua periode. Atas nama pemerintah dia berterima kasih atas sinergitas yang telah diberikan PWI untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Magelang.

Dikatakan, kehadiran PWI telah memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa mendapat manfaat dari berita-berita pembangunan di Kabupaten Magelang. Tanpa diberitakan, masyarakat tidak akan tahu perkembangan pembangunan di daerah itu.

Ketua PWI, Nina Atmasari, menilai selama ini Pemkab Magelang memberikan apresiasi yang baik kepada insan pers. Dia berterima kasih atas sinergi yang baik antara pemkab dan PWI. “Semoga hal seperti itu tetap terjaga,” harapnya.

Eko Priyono