blank
Pj Bupati Jepara saat menerima udiensi Tim Busana Pengantin Jungporo

JEPARA (SUARABARU.ID) – Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta menyambut rencana kehadiran Busana Pengantin Jungpara sebagai salah satu busana khas Jepara. Namun karena busana ini mencakup karya, ia minta agar disertai dengan kajian akademis dan juga dilengkapi dengan hak cipta.

Hal tersebut diungkapkan saat menerima audiensi Ketua MUA Community Hj Yana Faosi bersama tim ahli Dr Muh Fakhriun Na’am S.Sn, M.Sn dari Unnes, Jati Widagdo S.Sn, M.Sn serta sejumlah anggota tim lain. Hadir juga anggota DPRD Jepara Faozi, Staf Ahli Bupati, Kadisparabud, Kadisdikpora serta Asisten 2 Sekda Hery Yulianto yang juga memandu pertemuan.

Busana pengantin sebagai produk budaya dan juga bagian dari industri kreatif tentu harus dikembangkan sebagai salah satu potensi lokal. “Karena itu saya minta Dispartabud untuk menganggarkan untuk pengadaan busana pengantin khas Jepara yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Ini adalah bagian dari sosialisasi budaya daerah, khususnya busana pengantin khas Jepara” ujar Edy Supriyanta

Ia juga mempersilahkan,warga Jepara yang ingin menggunakan pendopo kabupaten untuk resepsi pernikahan. “Juga bisa menggunakan mobil dinas bupati,” ujarnya serius.

Sementara itu Hj Yana Faozi menjelaskan, busana pengantin Jungpara pada tahun 2020 telah mewakili dalam lomba busana pengantin Tingkat Jawa Tengah yang di gelar di TMII Jepara. Alhamdullilah kita menjadaptkan juara harapan I,” ujarnya

Menurut Yana, busana pengantin bukan hanya dimaknai sebagai baju tetapi memiliki makna yang sangat dalam yang terkait dengan budaya lokal Jepara. “Karena itu kekayaan budaya ini harus kembali dibangkitkan,”terangnya

Sedangkan Dr Muh Fakhriun Na’am S.Sn, M.Sn, jika mengamati perkembangan busana pengantin, selalu terkait dengan keberadaan penguasa dan juga potensi khas daerah. “Dari aspek kesejarahan kita memiliki tokoh Ratu Kalinyamat, Ratu Shima dan RA Kartini. Juga potensi seperti seni ukir, tenun troso hingga potensi alam laut, daratan dan pegunungan yang luar biasa. “Karena itu harus ada kajian terkait dengan potensi hingga terbentuk busana pengantin khas,” tutur Muh Fakhriun Na’am

fisiknya, tetapi filosofi, makna dan bahkan cara membuatnya harus juga diketahui. Karena itu perlu dilakukan riset,” ujarnya

Hadepe