blank
Peserta pelatihan pengelolaan sampah tingkat rumah tangga di RT 02 RW 01 Desa Krapyak, Jepara oleh GKM NU Unisnu bekerjasama dengan DLH Jepara

JEPARA (SUARABARU.ID) – Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama (GKM-NU) merupakan satgas yang ditunjuk langsung PBNU yang bekerja sama dengan Kementrian Agama (Kemenag). GKM NU memiliki beberapa program kerja, salah satunya adalah penguatan dan pendampingan bagi keluarga.

Tim yang terdiri dari Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh, S.H.I., M.A., Amrina Rosyada, S.H., M.H., Ahmad Fauzan Mubarok, S.E., M.Sy. dan Gunawan Mohammad, S.T., M.T. berkolaborasi dengan Kelompok Kerja (Pokja) Krapyak Bersinar mengadakan pelatihan pengelolaan sampah tingkat rumah tangga di RT 02 RW 01 Desa Krapyak, Jepara yang diadakan pada Minggu, 14/01/2024. Pelatihan pembuatan kompos dari sampah sisa dapur dilakukan oleh Nasirin dan Catur dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara

blank
Ketua Tim Pengabdian Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh, S.H.I., M.A saat memberikan sambutan

Ketua tim pengabdian , Mayadina menyampaikan pelatihan kompos ini adalah upaya untuk mengurangi sampah rumah tangga. Rumah tangga adalah bagian dari keluarga. Sehingga mengelola sampah adalah wujud dari cinta lingkungan. “Keluarga cinta lingkungan adalah bagian dari keluarga maslahah. Dalam arti tidak hanya baik saja, tapi bisa memberikan kebaikan bagi semua, termasuk lingkungan,”ujar Mayadina

Menurut Mayadina, menjadi keluarga Maslahah memang harus didukung dengan keterlibatan anggota keluarga untuk saling melakukan hal baik dan memberi kebaikan bagi semesta, termasuk lingkungan. “Pendampingan tersebut diantaranya pelatihan pemilahan sampah dari rumah dengan setiap warga diberikan poster pilah sampah dan karung sebagai wadah pemilah sampah anorganik yang selanjutnya dapat ditabung ke Pokja Krapyak Bersinar,” tuturnya

blank
Pelatihan oleh Nasirin dari DLH Kabupaten Jepara

.
Kasidi, selaku Ketua RT setempat menyampaikan terima kasih kepada semua yang hadir. “Kita ditunjuk untuk menjadi pionir pengelolaan sampah tingkat RT. Semoga amanah tersebut dapat kita wujudkan, dan kami harapkan apa yang sudah kita dapatkan dalam kegiatan ini dapat kita tularkan pada anggota keluarga kita.”, terangnya.

Sebanyak 30 warga yang sebagian besar adalah Ibu rumah tangga sangat antusias dengan pendampingan yang diberikan ini. Respon yang baik bahwa sampah anorganiknya sudah mulai penuh. “Sampah plastik di rumah kami sudah mulai penuh, tolong tim tabung sampah untuk segera mengambilnya.”, tutur Bu Siti, salah satu warga.

Apresiasi yang tinggi juga diberikan oleh Nasirin dari DLH Jepara kepada Pokja Krapyak Bersinar yang dengan konsisten mengadakan kegiatan penyadaran pengelolaan sampah kepada warga. Salah satunya hari ini, pelatihan yang diadakan oleh tim Pokja bersinar bersama GKM NU Unisnu.

blank
GKM NU Unisnu Jepara adakan pelatihan mengolah sampah di Desa Krapyak Jepara

“Saya setiap hari bersama pak Catur nggih ngulet ngulet sampah organik utamanya. Pengelolaan sampah pada utamanya adalah bagaimana tiap rumah tangga itu dapat memilahnya. Sehingga kami pengelola sampah yang di TPA dapat terkurangi timbulan sampah yang masuk ke tempat kami,” ujar Nasirin

“Konsentrasi saya memang pada pengolahan sampah organik untuk menjadi maggot. hari ini saya ceritakan dulu bagaimana maggot itu diproduksi dan bekerja karena saya tidak membaca sample nya. mudah-mudahan kesempatan berikutnya kita dapat langsung mempraktikan untuk membuat maggot. yang jelas, sampah itu dapat memberi nilai ekonomis kalau kita mampu mengolahnya.”, ungkap Nasirin.

Pelatihan pembuatan kompos ini disampaikan oleh Bapak Catur, yang memang sehari-hari berdinas di TPA Bandengan. Beliau langsung memberikan praktik bagaimana cara membuat kompos dengan alat komposter dan teori-teori yang dibutuhkan dalam membuat kompos. Beberapa contoh sampah organik, seperti daun, sayuran, sisa masak ditunjukkan langsung oleh Bapak Catur agar lebih jelas dan tepat dalam membuat kompos.

Keberlanjutan program ini akan dikelola oleh Pokja Krapyak Bersinar, untuk sampah Anorganik akan dijadikan nasabah tabung sampah. dan sampah organiknya dapat dimanfaatkan oleh warga sendiri untuk bertanam.

Pendampingan ini, selain warga setempat juga tim mengundang dari perwakilan Pengurus NU ranting Desa Krapyak serta Badan Otonom (Banom) yang ditunjuk untuk turut serta berpartisipasi. Karena kegiatan ini berasal dari GKM NU. Harapannya dengan adanya pelatihan dan pendampingan dari Tim GKM NU Unisnu ini dapat menyadarkan warga pentingnya pengelolaan sampah serta dapat mengurangi timbulan sampah yang dihasilkan dengan kerja sama antar anggota keluarga. Sehingga harapan keluarga Maslahah dapat terwujud dengan semangat keluarga cinta lingkungan.

Hadepe – Gunboy