SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ketua DPR RI Puan Maharani melaunching program Kita Tani Muda, sekaligus meresmikan penggilingan padi Rice Mill milik Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Kota Semarang di Purwosari, Kecamatan Mijen, Sabtu (13/1/2024).
Kita Tani Muda merupakan gerakan para petani milenial yang terdiri dari Karang Taruna, Kita Wira Muda, dan generasi muda Kota Semarang yang ikut dalam program menjaga ketahanan pangan.
Puan mengapresiasi ide gagasan yang dicetuskan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dengan meluncurkan program Kita Tani Muda dan mengajak kawula muda ikut mendorong ketahanan pangan. Hal ini sebagai upaya untuk memperkuat program ketahanan pangan di Indonesia.
“Bicara pangan adalah bagaimana kita terus berinovasi, karena pangan akan sangat penting. Saya sangat mengapresiasi program petani muda, sehingga akan memunculkan wira usaha baru di bidang pertanian,” ujar Puan dalam sambutannya di peresmian penggilingan padai di Purwosari.
Menurut Puan, ada tiga hal yang sangat penting bagi pangan di Indonesia. Hal pertama yakni mewujudkan pangan yang melimpah.
“Ingat, penduduk Indonesia terdiri dari 270 juta jiwa, dan semua perlu pangan. Jadi produksi pangan harus kita tingkatkan. Syukur-syukur ada kelebihan bisa ekspor,” kata Puan.
Kedua, lanjut Puan, pentingnya untuk meningkatkan kesejahteraan para petani. “Sebelum saya datang ke sini, saya tanya kepada Ibu Ita (sapaan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu-red), apakah ada petani-petani muda atau milenial di Kota Semarang. Rupanya banyak. Bahkan ada dua petani muda di Kota Semarang yang penghasilannya lebih dari Rp 20 juta perbulan,” lanjutnya.
Puan berharap meski generasi muda saat ini memiliki cita-cita yang tinggi, namun tidak meninggalkan akarnya dengan membangun pertanian dan meneruskan ketahanan pangan di Kota Semarang.
Tak hanya menyoroti petani milenial yang ada di Semarang, politikus PDI Perjuangan ini juga memuji adanya atau penggilingan padi yang diresmikannya.
“Saya dalam perjalanan dari pusat kota ke sini tidak menyangka di tengah-tengah pertanian persawahan, dibangun penggilingan di tengah sawah,” kata Puan.
Menurutnya, penggilingan ini inovasi atau loncatan ide yang harus ditiru oleh seluruh kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
“Saya muter ke mana-mana, rice mill justru tidak di tengah sawah seperti ini, ada juga yang jauh dari pertaniannya. Sehingga petani itu suka mengeluh karena jauh, dan harus memikirkan ongkos dan sebagainya. Padahal dengan seperti ini akan menyatu dengan petaninya,” bebernya.
Dirinya menyebut, penggilingan ini akan sangat berguna bagi petani. Rice mill milik Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dan dapat menampung 10 ton gabah kering.
Setiap harinya, BUMP bisa mengolah 5 ton gabah, sedangkan untuk sumber gabah kering, dibeli langsung oleh petani melalui BUMP. “Saya berharap ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin,” tutur Puan.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, Semarang sebagai Kota Metropolitan namun terus berupaya mendorong pertanian agar bisa maju.
“Kota Semarang masih punya lahan pertanian yang masih luas, yakni 30 ribu meter persegi lahan produktif dan 2.000 meter persegi sawah lestari,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya dalam sambutan, Sabtu (13/1/2024).
Mbak Ita menyebut jika Rice Mill ini merupakan bantuan dari Komisi IV DPR RI, Kementerian pertanian dan mobil operasional bantuan dari Bank Indonesia.
“Tadi rice mill dan mobil operasional bantuan DPR RI sudah diresmikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani langsung. Sehingga kami berharap dengan diresmikannya Rice Mill ini bisa bermanfaat bagi para petani di wilayah sekitar. Saya juga berharap generasi muda bisa meneruskan pertanian dan mendukung ketahanan pangan di Kota Semarang,” jelas Mbak Ita.
Hery Priyono